NABI Idris a.s. adalah orang pertama yang dianugerahi kemampuan menulis dengan pena dan orang pertama yang menjahit kain, mengenakan pakaian berjahit; juga orang pertama yang meneliti ilmu perbintangan dan ilmu hitung.
Dia dinamakan Idris karena saking banyaknya mempelajari (darasa) Kitabullah, yaitu kitab-kitab suci dan suhuf-suhuf samawi yang ditemukan di masanya sehingga Allah pun mengangkat martabatnya ke tempat yang tinggi.
Allah berfirman, “Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS Maryam [19]: 57).
BACA JUGA: Maryam binti Imran, Perempuan Suci yang Melahirkan Seorang Penerus Risalah Suci
Maksud ayat tersebut adalah ke langit keempat, sebagaimana yang ditegaskan dalam Ash-Shahihain (Kitab Bukhari dan Kitab Muslim), dalam hadis Isrd Mi’raj, bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam bersua dengannya di langit keempat.
Nyawa Nabi ldris a.s. dicabut di langit tatkala Allah Swt mengangkat Nabi Idris a.s. ke langit, Malaikat Maut mencabut nyawanya di sana.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Hilal bin Yusaf yang bercerita, “Ibnu Abbas bertanya kepada Ka’ab, ketika aku (Hilal bin Yusaf) juga ada di sana, ‘Apa arti dari firman Allah Taala kepada Idris, Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi (QS Maryam [19]: 57)?’ Ka’ab menjawab,`Allah berfirman kepada Idris, Sesungguhnya Aku menaikkan amalmu setiap hari sebesar amal seluruh anak Adam.”-bisa jadi Idris a.s. hidup sezaman dengan Adam a.s.
Maka, Nabi Idris pun ingin menambah amalnya. Lantas, satu malaikat yang merupakan sahabat karibnya datang menemuinya. Idris berkata, “Allah mewahyukan kepadaku begini dan begitu maka bicaralah dengan Malaikat Maut agar ia menunda kematianku dan agar aku dapat menambah amal.”
Malaikat itu pun meletakkan Nabi Idris di antara kedua sayapnya, lalu membawanya naik ke langit. Di langit keempat, Malaikat Maut turun menemuinya. Malaikat itu berbicara dengan Malaikat Maut sebagaimana yang Nabi Idris inginkan.
Malaikat Maut pun bertanya, ‘Memangnya di mana Idris?’
BACA JUGA: Kisah Maryam Binti Imran hingga Diasuh Nabi Zakaria
Ia menjawab, ‘Inilah, ia di atas punggungku.’
Malaikat Maut berkata, ‘Alangkah mengherankan, aku dikirim dan difirmankan kepadaku, `Cabutlah nyawa Idris di langit keempat: Lantas, aku bergumam, `Mana mungkin aku mencabut nyawanya di langit keempat, padahal ia ada di bumi?’ Maka, nyawanya pun dicabut di sana. Itulah arti firman Allah, ‘Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi’ (QS Maryam [19]: 57).”
Wallahu a’lam bishawab []