DIKISAHKAN dalam Al-Jauhar Al-Mauhub, bahwa suatu hari Nabi Musa a.s. kedatangan seorang lelaki Bani Israil yang berkeluh kesah atas nasib yang dideritanya.
Dia berterus terang bahwa masa lalu hidupnya kelam. Hari-harinya hanya diisi dengan perbuatan tercela dan durjana. Namun, semenjak mendengar ajaran Nabi Musa dirinya mengaku bertobat. Hanya saja, setelah bertobat, justru hidupnya bertambah sengsara.
“Dulu banyak teman-temanku yang membantuku. Aku butuh uang untuk judi, minuman keras, maka mereka memberiku. Tapi sekarang aku butuh segelas air susu untuk orang tuaku, mereka tak mau memberiku, wahai Musa!” keluh kesah lelaki itu.
BACA JUGA: 5 Doa Nabi Musa yang Menakjubkan dalam Alquran
“Engkau ajarkan kepada pengikutmu agar berdoa dan tak bergantung kepada manusia. Ajaran itu telah aku lakukan dengan cara berdoa setiap waktu. Tujuannya agar Allah mencukupi kebutuhan keluargaku. Tapi lagi-lagi doaku tak kunjung dikabulkan Tuhan sehingga semakin tragis nasibku,” kata lelaki itu dengan penuh iba kepada Nabi Musa.
Nabi Musa a.s. mencoba menghibur lelaki dari Bani Israil itu. Beliau bertanya: “Apa permintaan yang kamu panjatkan kepada Tuhan, wahai saudaraku?”
Lelaki itu menjawab: “Agar aku tak bergantung lagi kepada teman-temanku, kini, aku telah memiliki sepasang kambing hasil menabung dari jerih payahku. Setahun lebih sepasang kambing itu kurawat, tapi mereka tak kunjung juga kawin.”
“Jadi, maksudnya kamu berdoa kepada Allah agar sepasang kambingmu itu mau kawin?” tanya Nabi Musa.
Lelaki itu menjawab: “Betul, wahai Musa! Bagaimana caranya supaya Tuhan mengabulkan doaku agar sepasang kambingku mau kawin dan beranak pinak?”
Dengan sedikit menahan rasa geli dalam hati, Nabi Musa a.a. menanyakan bagaimana cara lelaki itu berdoa kepada Allah. Laki-laki itu menjawab: “Ya Allah, kawinkanlah kambing peliharaanku!”
Mendengar cara berdoa seorang hamba yang belum lama bertobat, Nabi Musa lalu mengajarkan kepadanya cara doa yang baik sebab doa yang baik hasilnya juga baik.
BACA JUGA: Kisah Nabi Musa Tinggalkan Mesir, Menikah, dan Tiba di Bukit Tursina
Nabi Musa menyarankan agar sebelum mengutarakan hajatnya kepada Allah, lelaki itu terlebih dulu memuji Allah dan bersalam kepada nabi-Nya. Begitu pula sewaktu dirinya hendak menutup doa.
Konon, setelah lelaki Bani Israil itu mempraktikkan cara berdoa yang diajarkan Nabi Musa, pasangan kambing miliknya beranak pinak banyak dan menghasilkan air susu yang melimpah ruah. Sejak itu berubahlah kehidupannya menjadi hamba Allah yang taat dan kaya raya.
Al-Quran mengajarkan bahwa doa yang baik adalah doa yang diawali dan diakhiri dengan cara memuji kepada Allah dan menyebut rasul kekasih-Nya. Allah berfirman: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Segala puji bagi Allah dan salam sejahtera atas hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik ataukah apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya)?” (QS. An-Naml [27]: 59).[]
SUMBER: KEMENAG.GO.ID