Oleh: Farawuza Diva Putri Zailani
Universitas PTIQ Jakarta, Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Semester 6
Farawuzadivaputrizailani@mhs.ptiq.ac.id
PEMAHAMAN terhadap penafsiran pada ayat dalam Qur’an Surah Al-Anbiya Ayat 80-81. Allah SWT berfirman:
وَعَلَّمْنَاهُ صَنْعَةَ لَبُوسٍ لَكُمْ لِتُحْصِنَكُمْ مِنْ بَأْسِكُمْ فَهَلْ أَنْتُمْ شَاكِرُونَ (٨٠) وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ عَاصِفَةً تَجْرِي بِأَمْرِهِ إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا وَكُنَّا بِكُلِّ شَيْءٍ عَالِمِينَ (٨١)
Kami mengajarkan pula kepada Daud cara membuat baju besi untukmu guna melindungimu dari serangan musuhmu (dalam peperangan). Maka, apakah kamu bersyukur (kepada Allah)? (Kami menundukkan) pula untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami beri berkah kepadanya. Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S Al-Anbiya (21):80-81 )
Pada dasarnya, secara tidak langsung Allah telah memberi gambaran mengenai teknologi untuk para pendahulu yakni nabi.
BACA JUGA: Belajar Teknologi Semut
Informasi mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi juga disebutkan secara berulang dengan tujuan agar manusia melakukan pengamatan, menerapkan metode, melakukan observasi, dan penelitian ilmiah terhadap berbagai peristiwa alam di seluruh dunia, serta terhadap kondisi lingkungan, masyarakat, dan sejarah bangsa-bangsa zaman dahulu. (Eva Iryani, Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan, Jurnal Ilmiah, halaman: 76-77).
Seperti yang Allah jelaskan pada ayat 80 menjelaskan mengenai Allah yang memberitahu Nabi Daud mengenai cara pembuatan pelindung besi yaitu baju besi untuk peperangan.
Al-Qurthubi menafsirkan bahwa Nabi Daud yang pertama kali membuat baju besi dan mengenakanya, perisai disini ialah pakaian bagi prajurit, yaitu berupa pakaian baju yang berbahan dari besi digunakan untuk melindungi serta membentengi diri dari serangan musuh seperti pedang, tombak, dan panah ketika perang.
Allah swt juga memerintahkan untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan berupa pembuataan perisai. (Tafsir Al-Qurthubi, Jilid:11, halaman 853).
Sependapat dengan Al-Qurthubi, Ibnu Katsir menafsirkan, bahwa Allah telah mengajarkan pembuatan baju besi kepada Daud. Qatadah berkata: “Pada zaman dulu kala, baju perang itu hanya berupa tameng.”
Daud lah orang yang pertama kali orang yang menjadikanya sebuah baju, sepeti yang Allah jelaskan juga dalam (Q.S. Saba:10-11). Yakni, Janganlah memperluas lingkaranya, tautkan dengan paku dan jangan tebalkan pakunya. Kemudian pada lafadz setelahnya Allah menjelaskan dengan pembuatan baju besi bertujuan untuk memelihara (menajaga) dalam peperangan. (Tafsir Ibnu Katsir, Jilid: 5, halaman 473).
Begitu juga mengenai Nabi Sulaiman as. pada ayat 81. Sayid Quttub menafsirkan bahwa Al-Qur’an menyatakan bahwa Sulaiman diberikan kekuasaan berupa angin yang tunduk dengan perintah Sulaiman yang bisa bertiup kearah negeri yang diberkahi Allah dalam waktu yang singkat.
Padahal jarak tersebut jika ditempuh dengan onta selama satu bulan. Negeri yang dimaksudkan ialah negeri Syam. Disebabkan negeri Syam sudah disifati dengan keberkahan yang terdapat pada kisah Ibrahim. Sulaiman melakukan perjalanan di pagi hai dan pulang disore hari pun kembali ke istanaya dengan cara seperti itu. Kisah tersebut juga diterangkan dalam (Q.S. Al-Isra: 44).
Sayyid Quttub mengatakan bahwa Al-Qur’an sama sekali tidak menyebutkan dan tidak menemukan riwayat perihal permadani yang dihamparkan dan terbang dengan angin itu.
Maka dari itu Sayyid Quthub menafsirkan ketundukan angin dengan perintah Allah dan diarahkan ke negeri Syam dalam satu putaran boal-balik sama dengan satu bulan perjalanan. Hal tersebut merupakan kekuasaan Illahi yang tidak boleh ditanya bagaimana bisa terjadi. (Tafsir Fi zhilalil Qur’an, Jilid 8, halaman. 78).
Imam Jalaludin Al-Mahili pada kitab tafsir jalalain juga menyebutkan bahwa Ilmu Allah yang telah diberikan kepada Sulaiman itu akan mendorongnya tunduk patuh kepada Tuhanya. Allah melakukan itu sesuai demgam Ilmunya Yang Maha Mengetahui segala sesuatu. (Tafsir Al-Jalalain, Juz 2 halaman. 141).
BACA JUGA: Masjid dengan Konsep Teknologi Manajemen
Melalui dua ayat di atas, dapat kita ambil pelajaran bahwasanya jauh sebelum era modern kini faktanya Allah swt telah mengajarkan teknologi kepada manusia, yaitu kepada para nabi.
Dalam konteks masa kini, pembahasan ini memberikan pemahaman bahwa teknologi tidak hanya berkembang secara bebas, akan tetapi juga mempunyai asal-usul yang bersumber dari petunjuk Allah yakni dalam Al- Qur’an. Hal ini mengajarkarkan manusia untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan bijak demi kebaikan umat manusia, serta kesadaran akan hal ini dapat membimbing manusia dalam mengembangkan teknologi yang berkelanjutan dan beretika. []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.