JAKARTA—Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sebagai organisasi beragama tertua di Indonesia mengadakan pertemuan yang digelar Jumat (23/03/2018) lalu, di Gedung PBNU Jalan Kramat No. 164, Jakarta Pusat.
Dalam pertemuannya, disepakati 5 kesepakatan bersama. Ialah pertama, NU dan Muhammadiyah akan senantiasa mengawal dan mengokohkan konsensus para pendiri bangsa bahwa Pancasila dan NKRI adalah bentuk final dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman etnis suku, golongan, agama yang tetap harus dijaga dalam bingkai persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Ketum PBNU, Kiai Said Aqil Siradj di depan awak media.
Kedua, NU dan Muhammadiyah secara pro aktif terus melakukan ikhtiar-ikhtiar bagi peningkatan taraf hidup dan kualitas hidup warga terutama mengembangkan pendidikan karakter yang mengedepankan akhlakul karimah di semua tingkatan atau jenjang pendidikan serta penguatan basis-basis ekonomi keumatan dan juga peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Ketiga, NU dan Muhammadiyah menyeru kepada pemerintah agar bersungguh-sungguh dalam upaya mengurangi angka kemiskinan dan mengurangi angka pengangguran serta melakukan upaya-upaya yang terukur agar kesenjangan ekonomi dan sosial segera teratasi dengan baik.
Keempat, mengimbau kepada seluruh warga NU dan Muhammadiyah agar bersama-sama membangun iklim kondusif, suasana kondusif dalam kehidupan bermasyarakat dan keberagaman di tengah era sosmed.
“NU dan Muhammadiyah berkomitmen untuk menghadirkan narasi mencerahkan melalui ikhtiar-ikhtiar dalam bentuk penguatan dan peningkatan literasi digital. Sehingga terwujud masyarakat informatif yang berahlakul karimah,” ujar Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Kelima, Mari menjadikan ajang demokrasi sebagai bagian dari cara kita sebagai bangsa untuk melakukan perubahan yang berarti bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Dalam demokrasi perbedaan jangan sampai menjadi sumber perpecahan. Perbedaan harus dijadikan sebagai rahmat yang menopang harmoni kehidupan beranekaragam,” pungkas Haedar. []
Reporter: Tommy