PANASNYA membakar kulit. Hawanya membanjirkan keringat. Seperti jaraknya mendekat berlipat-lipat, siang itu matahari benar-benar jadi raja siang yang marah. Lelaki itu pun tentu saja kepanasan. Lalu kehausan dan dahaga menyapa tenggorokannya. Beruntung ada sebuah sumur di dekat jalan yang dilaluinya.
Tegukan demi tegukan air dituangkannya ke mulutnya untuk mengusir dahaga yang menyiksa. Air tubuhnya kembali terisi. Segar badannya kembali menjalar.
Tiba-tiba di hadapannya seekor anjing menjulur-julurkan lidahnya. Rupanya dahaga juga menyiksa binatang najis ini. Tanah dan pasir dijilatinya demi usir haus.
”Dia pun kehausan sepertiku,” gumamnya.
BACA JUGA: Meski Najis, Tak Boleh Siksa Anjing
Dilepasnya sepatu kulit yang dia pakai. Dengan bersusah payah dia gigit sepatu itu. Lalu dia merunduk hendak menggapai permukaan air dengan sepatu itu. Penuh terisi air mulut sepatu itu dan dia kembali bangkit. Anjing yang tersiksa dahaga masih diam di dekatnya. Disodorkannya sepatu itu. Hanya dalam beberap isap saja, sepatu itu kembali kosong dari air.
”Allah berterima kasih atas perlakuan orang itu kepada makhluk-Nya. Allah pun mengampuni dosa-dosanya,” Nabi saw mengakhiri kisahnya.
BACA JUGA: Hasil Penelitian Ungkap Kenajisan Anjing
Para murid yang simak dengan antusias, agak asing dengan nilai yang Nabi saw ajarkan ini.
Apakah bila kami berbuat baik kepada binatang, ada pahalanya? Tanya mereka haus ilmu.
Dengan bijak Nabi saw siram dahaga mereka akan ilmu, Ya, setiap perlakuan baik kepada makhluk hidup ada pahalanya. []
Sumber : Hadits Bukhari dan Muslim
K.H. Marfu Muhyiddin Ilyas, MA
A’wan PCNU Kabupaten Purwakarta Jawa Barat
Direktur Pembinaan Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi Muhajirin
IG: @guru4ngaji