TANYA: Apakah air kencing kucing termasuk najis? Jika benar najis, bagaimana dengan kucing yang kencing di kasur dan baru ketahuan saat air kencing tersebut sudah kering lalu meninggalkan bekas berupa noda. Apakah bisa di maafkan?
JAWAB: Terlepas dari silang pendapat yang ada tentang hukum kencing kucing, pendapat yang kuat Insya Allah adalah najis. Syeikh Al-‘Utsaimin rah dalam kitabnya Fathu Dzil Jalali Wal Ikram menjelaskan,
أن الهرة ليست نجسة فهل هذا على عمومه؟
الجواب: لا، ليست نجسة في ريقها وفيما يخرج من أنفها وفي عرقها وفي سؤرها؛ أي: بقية طعامها وشرابها، في بولها نجس، في روثها نجس، في دمها نجس؛ لأن هذه الأشياء كلها من محرم الأكل نجسة، فكل ما يخرج من جوف محرم الأكل فإنه نجس كالبول والعذرة والدم والقيء وما أشبهه
“Kucing tidaklah najis, tapi apakah ini berlaku secara umum? Jawabannya tidak, yang tidak najis adalah air liurnya, juga sesuatu yang keluar dari hidungnya, keringatnya, jilatannya, atau bekas makanan dan minumannya. Adapun kencingnya najis, kotorannya najis, dan darahnya juga najis. Semua ini karena termasuk hewan yang haram dimakan. Maka segala sesuatu yang keluar dari dalam tubuh hewan yang haram dimakan dihukumi najis, seperti kencing, kotoran, darah, muntahan dan yang semisalnya.” (Fathu Dzil Jalali wal Ikram Bisyarhi Bulughil Maram, 1/95).
Lalu bagaimana jika kencing kucing itu sudah kering? Walaupun sudah kering maka tetap dihukumi najis jika tidak hilang bau, warna, dan rasanya. Sehingga jika keberadaan noda melazimkan keberadaan salah satu dari tiga sifat (bau, warna atau rasa) sebaiknya segera diganti atau dicuci. Wallahu A’lam. []
SUMBER: BIMBINGAN ISLAM