SAHABAT Islampos, sebelum ada penanggalan kalender hijriah, periode yang sekarang kita sebut sebagai bulan Muharram memiliki sebutan lain. Menurut catatan sejarah, terdapat beberapa nama lain bulan Muharram.
Di masa sebelum Islam datang, bangsa Arab sudah memuliakan bulan Muharram. Bangsa Arab juga sudah menggunakan nama tertentu sebagai sebutan yang merujuk pada bulan Muharram.
BACA JUGA: Ini 5 Kemuliaan Bulan Muharam
Lantas, apa sebutan atau nama lain bagi bulan Muharram tersebut?
Nama lain bulan Muharram: Syahrullah al-Ashom
Bangsa Arab biasa menyebutnya sebagai Syahrullah al-Ashom, yang berarti bulan Allah yang sunyi. Penyebutan ini dikarenakan begitu kerasnya larangan-larangan terhadap suatu perbuatan selama bulan tersebut.
Dalam Islam, salah satu ketentuan terhadap bulan Muharram adalah larangan memulai peperangan selama sebulan penuh. Ibnu Katsir menjelaskan, para ulama berbeda pendapat tentang larangan berperang selama bulan Muharram, yakni terkait apakah ketentuan tersebut dihapuskan atau diubah.
Salah satu pendapat populernya ialah pendapat bahwa ketentuan larangan berperang selama bulan Muharram itu dihapuskan, dibatalkan, atau, dalam bahasa Arab, di-mansukh-kan. Hal ini karena Allah SWT berfirman:
“…maka janganlah kamu menzalimi diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS At-Taubah ayat 36)
Pendapat lainnya menyebut bahwa memulai peperangan dalam bulan yang suci, itu haram. Sedangkan larangan untuk memulai peperangan itu bukan tidak hapuskan. Dasarnya ialah firman Allah SWT:
“Bulan haram dengan bulan haram, dan (terhadap) sesuatu yang dihormati berlaku (hukum) qisas. Oleh sebab itu barangsiapa menyerang kamu, maka seranglah dia setimpal dengan serangannya terhadap kamu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (QS Al-Baqarah ayat 194)
Selain aturan terkaitperbuatan yang diarang, di bulan Muharram juga dianjurkan memperbanyak amal ibadah, terutama puasa.
Hadits riwayat Abu Hurairah menyebutkan, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Puasa yang paling afdhol untuk dikerjakan setelah (puasa) Ramadhan adalah bulan Allah yang kalian sebut Muharram. Dan sebaik-baik sholat setelah sholat wajib adalah sholat malam.” (HR Muslim) []
SUMBER: EL BALAD