NASI dan mie instan merupakan makanan yang sering kita konsumsi. Namun kedua panganan tersebut juga sering dikaitkan dengan berbagai risiko kesehatan. Lalu dari kedua makanan tersebut, makanah yang paling berisiko?
Perdebatan tentang bahaya nasi putih mencuat belakangan ini setelah seorang influencer mengunggah pendapatnya di media sosial. Ia menyebut, semangkuk nasi putih pulen sama jahatnya dengan 2-3 sendok makan gula pasir yang bisa memicu diabetes.
BACA JUGA:Â Sajadah dan Nasi Bungkus
Ada benarnya, karena karbohidrat yang tinggi dalam nasi akan dipecah menjadi gula ketika masuk ke dalam sistem metabolisme tubuh. Akan tetapi, banyak pakar tidak sependapat jika disetarakan dengan gula pasir.
“Nasi putih tidak persis sama dengan gula pasir. Nasi masih ada vitamin dan mineral meski sedikit,” kata praktisi kesehatan dr Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD.
Menurut dr Koko, sapaan akrabnya, nasi putih pada dasarnya netral. Baik-buruknya lebih ditentukan pada porsi dan tujuan diet seseorang. Pada intinya, akan menjadi ‘berbahaya’ jika porsinya melebihi kebutuhan kalori.
Sementara itu, dokter gizi klinik dr Titi Sekarindah, SpGK mengatakan tingginya kalori pada nasi putih bisa diimbangi dengan asupan serat dan sayuran. Jika ingin alternatif, nasi putih bisa juga diganti brown rice, nasi merah, dan ubi-ubian yang karbohidratnya lebih kompleks.
“Tapi memang gula pasir itu tidak sehat, kan kita sebut sebagai ‘empty calorie’, hanya ada kalori tidak mengandung zat gizi lain,” kata dr Titi.
Bagaimana dengan mi instan? Sama saja, pada dasarnya yang menentukan baik-buruk suatu makanan dalam hal ini nasi dan mie instan adalah porsinya. Jika sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan tubuh untuk memetabolisme, maka seharusnya tidak ada masalah nasi dan mie instan untuk disantap.
Praktisi gizi dan diet dr Diana F Suganda, SpGK menjelaskan, kandungan garam yang tinggi pada mi instan paling perlu diwaspadai. Sebungkus mi instan, kadang sudah memenuhi setengah dari kebutuhan garam harian.
“Nggak heran abis makan mi instan jadi haus terus karena tubuh akan menetralisir kadar gula dan garam yang tinggi,” jelas dr Diana.
BACA JUGA:Â Sejarah Terciptanya Mie Instan
Selain itu, nutrisi yang terkandung dalam mi instan juga lebih didominasi karbohidrat. Tanpa tambahan nutrisi yang lain, tentu tidak bisa dikategorikan makanan yang ‘sehat’.
Karenanya, dr Diana menyarankan untuk menambahkan sayur dan sumber protein seperti telur ke dalam mi instan. Itu pun, tetap harus disesuaikan porsinya agar tidak berlebihan.
“Per satu porsi mi instan belum ditambah macem-macem udah 330 kalori, belum pakai yang lain. Akhirnya per satu mangkok bisa 500-600 kalori itu baru satu porsi, kalo makannya dua ya kali aja dua. Akhirnya kalori harian, asupan kita berlebih akhirnya terjadi obesitas. Selain itu garamnya tinggi, natriumnya tinggi akhirnya risiko hipertensi atau darah tinggi,” tegasnya. []
SUMBER: DETIK