KISRA Abrawazir, penguasa Persia, bila menghadapi suatu masalah, ia mengumpulkan para peramalnya yang berjumlah 360 orang, dan berkata, “Lihatlah urusan in! Ada apa sebenarnya?” Ketika Rasulullah Muhammad ﷺ diutus, keesokan paginya, lengkungan tengah singgasananya retak dan sungai Tigris meluap, bila terus dibiarkan maka kerajaannya akan hancur. Maka dikumpulkanlah para peramal.
Para peramal, yang ahli perdukunan, sihir dan nujum, berkumpul. Semuanya mengerahkan apa yang mereka bisa, ternyata hasilnya gelap, hanya bisa mengira-ngira pada ramalannya, tak ada yang pasti. Mereka pun kebingungan apa yang akan disampaikan kepada Kisra.
Pada suatu malam, salah satu peramal tidur di sebuah bukit, bermimpi ada lintasan cahaya dari Hijaz. Cahayanya melesat menuju timur. Saat terbangun, ada rumput hijau di bawah telapak kakinya. Apa maknanya?
Makna mimpinya, akan keluar dari Hijaz yang menguasai timur dan barat. Bumi menjadi subur yang melebihi kesuburan para raja sebelumnya. Para peramal mendengar makna mimpi tersebut dan berkata, “Demi Allah, suatu urusan yang datang dari langit telah menghalangi ramalan kita, yaitu Nabi yang diutus dan akan merampas kerajaan ini.”
Sejak Nabi Adam dikeluarkan dari surga, Iblis bebas naik dan berbolak-balik ke semua langit untuk mencuri berita dari langit. Namun sejak diangkatnya Nabi Isa ke langit, empat pintu langit ditutup. Mereka masih bisa berbolak-balik melalui tiga pintu langit lainnya. Namun pada suatu hari terjadi hal yang tak terduga. Seluruh pintu langit tertutup, mereka juga dipanah dengan bintang-bintang.
BACA JUGA: Pengakuan Kemuliaan Kabilah Quraisy
Iblis segera mencari informasi apa yang terjadi dengan mengumpulkan para Jin. Iblis berkata, “Berangkatlah ke bumi dan beritahukan tentang apa penyebab kejadian di langit itu?” Iblis mengirimkan mereka ke Tihamah (Mekah), ketika sampai di lembah Nakhlah, mereka menemukan Rasulullah ﷺ sedang shalat subuh dan mendengarkan Nabi membacakan Al-Qur’an. Ternyata, diutusnya Rasulullah ﷺ penyebab Iblis tidak bisa lagi mencuri berita dari langit.
Sejak Rasulullah Muhammad ﷺ diutus para peramal “tak bisa” menggunakan ilmu perdukunan, sihir dan nujumnya, sebab perantara mereka yaitu iblis tidak bisa lagi mencuri berita dari langit. Andai pun masih ada yang menjalankan praktek tersebut semuanya “murni rekayasa iblis” itu sendiri bukan dari berita langit yang dicuri dari langit lalu disampaikan ke para peramal.
BACA JUGA: Sunah Para Nabi Berjalan ke Pasar-Pasar
Oleh karena itulah para peramal Kisra selalu salah dalam meramal makna dari singgasana kisra yang retak di tengahnya dan sungai Tigris yang meluap, karena saat meramal bumi menjadi gelap dan tidak bisa menjelajah berita dari penjuru langit. Padahal, sebelum Nabi Muhammad ﷺ diutus, ramalan mereka selalu tepat. Akhirnya raja Kisra Persia membunuh para peramal tersebut. []
Sumber: Ibnul Jauzi, Al-Wafa, Pustaka Al Kautsar
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.