“KATA ayah, ‘Jangan pernah berurusan dengan penulis. Namamu abadi dalam tulisannya,” Anak bungsu saya perempuan, 11 tahun, bertanya, “Bagaimana jika orang itu baik?”
Saya tersenyum padanya. “Luv, kamu harus tahu, tidak semua orang layak kita tulis…”
“Maksud ayah?” tanya dia lagi.
“Orang yang bersikap buruk kepada kita,” ujar saya sok bijak, “jangan pernah muncul dalam tulisan kita. Kenapa? Karena, ada banyak orang lain yang baik di sekitar kita.
BACA JUGA: Doa Ibu di Kesebelasan Maroko
“Orang-orang julid itu, bahkan tidak layak sekadar hanya lewat saja dalam hidup kita. Tapi juga rugi amat ngurusin atau mikiran dia.”
“Sebisa mungkin ayah hampir ga pernah nulisin orang yang jahat sama ayah. Don’t even mention their names. Ayah tidak tertarik soal itu. Ga ada gunanya buat ayah…
“Ayah hanya menulis yang baik. Mereka, orang-orang baik yang ayah kenal, ataupun hanya kenal selewat. Karena dalam diri mereka, terdapat anugerah buat hidup ayah…. Dan, tulisan ayah adalah saksi bahwa mereka adalah orang-orang baik dan sangat luar biasa ….
BACA JUGA: Obat Sakit Hati
“Orang-orang seperti ini, dalam hidup kamu, they have you at hello… Tetaplah jadi orang baik. Apapun keadaanmu. Kalau kamu belum ditemukan dengan orang seperti itu, maka tetaplah jadi salah satunya …” []