Oleh: Suhaeria
Ibu Rumah Tangga, Tinggal di Depok
emakpeduligenerasi@gmail.com
BEGITU banyak ucapan-ucapan ataupun komentar-komentar di media sosial yang menjadikan poligami sebagai bahan ejekan, olok-olok, celaan dan hinaan. Kata-kata yang tidak pantas dan menjijikan mengalir begitu saja tanpa dipikirkan. Apalagi keluar dari mulut seorang Muslim. Naudzubillahi mindzalik…
Padahal, poligami adalah syariat Allah yang jelas tertulis di dalam AL-Quran dan Hadits Rasulullah SAW . Nabi yang mulia juga berpoligami begitu juga para Sahabat Rasulullah SAW seperti: Abu Bakar AsShiddiq, Umar bin Khattab, Utsman Bin Affan, Ali bin Abi Thalib.
BACA JUGA: Inilah Hikmah di Balik Poligami
Syariat poligami pun disepakati oleh seluruh imam Mazhab dan tidak ada satu pun ulama yang membantahnya. Syariat ini sama kedudukannya dengan syariat Allah Azza wa Jalla yang lainnya. Suatu yang harus diterima tanpa ada celah untuk membantahnya, sami’na wa atha’na, kami dengar dan kami taat.
Seseorang akan menjadi tercela dan berdosa manakala syariat ini menjadi bahan candaan, ejekan, hinaan, membantah dan menentangnya baik secara sembunyi-sembunyi apalagi secara terang-terangan. Bahkan itu bisa sampai pada kondisi murtad dari Islam tanpa dia sadari.
Allah SWT sudah memberikan vonis yang berat bagi orang-orang yang melakukan hal tersebut. Di dalam Al-Qur’an. Surah At-Taubah Ayat 9 yang artinya, “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan mengatakan: “Sesungguhnya kami hanyalah bersendau gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, Ayat-Ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian berolok-olok?” “Tidak usah kalian meminta maaf, karena kalian telah kafir sesudah beriman”.
BACA JUGA: Kami akan Tetap Menolak Poligami Selama-lamanya
Begitu pula, Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz bin Jibrin Hafidzahullah mengatakan: “Para Ulama kaum Muslimin telah ijma’/sepakat menetapkan kafirnya orang yang mengejek sesuatu yang merupakan bagian dari agama Allah SWT, sama saja apakah hal tersebut dalam bentuk merendahkan, hanya sekedar gurauan, basa basi dengan orang kafir atau selain mereka, ketika sedang bertengkar dengan seseorang atau selain dari hal tersebut.”
Maka, setelah mengetahui beratnya dosa ini, hendaknya setiap kaum Muslim harus lebih berhati-hati dalam menyampaikan perkataannya. Alangkah indahnya nasihat dari Rasulullah SAW: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata-kata yang baik atau lebih baik ia diam.” (HR. Bukhari) []
OPINI adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.