TANYA:
Saya selalu menyaksikan teman-teman wanita saya telah menikah, di antara mereka ada yang sedang dikhitbah. Saya merasa sedih karena saya tidak seorang pun yang datang nadzor (melihat) kepada saya.
Jawab:
Pertama: Jika seorang muslim mentadabburi firman Allah –Ta’ala-:
نحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ
الزخرف/32 .
“Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa derajat”. (QS. Az Zukhruf: 32).
BACA JUGA: Menikah, Tretan Muslim Kejutkan Hadirin saat Ucap Ijab Kabul
Sebagaimana diketahui bahwa manusia terbagi menjadi kaya dan miskin, kuat dan lemah, sehat dan sakit, menikah dan tidak menikah, ada yang dikaruniai anak dan ada yang tidak, begitu seterusnya.
Sebagaimana diketahui juga bahwa pembagian ini datangnya dari Allah –Ta’ala-, bukan dari manusia, dalam kondisi seperti itu maka hatinya akan merasa tenang, tidak ada hasad di dalam hatinya kepada orang yang telah Allah berikan nikmat kepadanya, tidak hinggap di dalam hatinya kegalauan dan kesedihan; karena ia merasa tidak mendapatkan nikmat seperti fulan mendapatkannya; karena ia mengetahui bahwa semua itu datangnya dari Allah dan sesuai dengan kehendak-Nya, apa yang Allah telah kehendaki maka akan terjadi, dan apa yang tidak Allah kehendaki tidak akan terjadi.
Jika seorang muslim telah mengetahui semua itu maka ia tidak akan tertimpa kegalauan untuk menghadapi masa depan, bahkan ia mengetahui bahwa yang ia harus lakukan adalah untuk istiqamah di jalan Allah. Seluruh kehidupannya hanya untuk Allah dan bersama Allah, lalu setelah itu Allah membagi rizeki-Nya sesuai dengan kehendak-Nya, dan Allah akan memberikan kepadanya rasa ridho dan qana’ah rizeki-Nya.
Rizeki manusia itu tertentu hanya berlaku untuknya, maka akan datang kepadanya rizeki sesuai dengan yang telah Allah tentukan baginya tanpa tambahan dan pengurangan, Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
لَنْ تَمُوتَ نَفْسٌ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ أَقْصَى رِزْقَهَا وأجَلَهَا ، فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ
صححه الألباني في ” سلسلة الأحاديث الصحيحة ” 6/865
“Seseorang itu tidak akan mati sampai puncak dan besaran rizekinya sempurna, maka bertakwalah kalian kepada Allah dan indahkanlah di dalam mencarinya”. (Telah ditashhih oleh Albani di dalam Silsilah Ahadits Shahihah: 6/865)
Maksudnya; rezeki manusia itu pasti akan datang kepadanya, yang menjadi kewajiban manusia adalah agar bertakwa kepada Allah dan istiqamah di jalan-Nya, dan hendaknya berlaku baik dalam meminta rezeki. Di dalam mencari rezeki ia tidak memintanya kecuali dari yang halal, karena meskipun ia berusaha keras maka tidak akan mampu mengambil sesuatu yang tidak ditetapkan oleh Allah baginya.
Bukan karena faktor lain, Dia-lah yang akan mendatangkan bagimu rizeki pernikahan.
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ
“Maka bertakwalah kepada Allah dan perindahlah di dalam mencarinya”.
Jangan kau sibukkan dirimu dengan misteri masa depan yang terus dihembuskan syetan ke dalam hatimu untuk menghalangimu dari jalan Allah, akan tetapi sibukkan dirimu dengan yang Allah inginkan kepadamu pada waktu-waktu yang telah ditetapkan. Istiqamahlah di jalan Allah, maka akan datang kepadamu rizeki yang telah ditakdirkan kepadamu, itu sudah pasti.
Wallahu A’lam. []
SUMBER: ISLAMQA