“INGATLAH akan kebesaran Allah atas dirimu tatkala engkau mampu dan tatkala engkau mendapat bencana. Janganlah sekali-kali engkau berusaha menyembuhkan penyakit dendammu dengan agama yang sakit.”
“Siapa yang melihat akhir suatu perkara di awal langkahnya, dengan mata hatinya, kelak akan memperoleh hasil yang sangat baik dari perbuatannya dan akan selamat dari akibat buruknya. Barang siapa yang tidak waspada dan hanya menuruti perasaannya, ia akan menderita akibat perbuatannya dan tak akan mencapai kebahagiaan.
“Saya merenungi keadaan dunia dan akhirat. Saya menyadari bahwa peristiwa-peristiwa yang menyangkut dunia sungguh nyata dan alami, sedangkan peristiwa akhirat hanya dapat dilihat dengan kacamata iman. Yang nyata lebih kuat daya tariknya bagi mereka yang lemah imannya.
“Peristiwa-peristiwa itu akan selalu ada jika ada berbagai penyebabnya pula. Bergaul dengan manusia, melihat hal-hal dan elok dan cantik dan tenggelam dalam berbagai kenikmatan akan merangsang dan memperkuat hal-hal yang menyangkut indrawi. Adapun menyendiri, bertafakur, dan mempelajari ilmu akan membawa ke akhirat.”
“Betapa banyaknya manusia yang menyembunyikan apa yang tidak Allah ridhai, lalu Dia membongkarnya setelah beberapa lama. Barangkali mereka terperangkap dalam sebuah bencana yang membuat apa yang tersembunyi selama ini menjadi tersingkap di mata manusia.
“Anda akan merasakan bahwa mengendalikan hawa nafsu memiliki nikmat yang tiada terkira. Kenikmatan itu akan semakin terasa ketika nafsu semakin kuat dan keras ditekan. Orang yang bisa mengatasi gejolak hawa nafsunya pantaslah dimuliakan dan disebut pemenang. Sebalinya, seseorang yang dikalahkan hawa nafsunya menjadi pecundang yang sangat hina.” []
Sumber : La Tahzan untuk Wanita/Karya: Aidh Abdullah Al Qarni/ Penerbit: Jabal