ABDULLAH bin Amr bin Ash, itulah namanya. Salah seorang sahabat yang lebih dulu masuk Islam daripada ayahnya. Ia dikenal sebagai sahabat yang sangat tekun dalam beribadah, juga dalam menuntut ilmu. Sejak mengikrarkan Islam sebagai agamanya, setiap kali turun ayat Al-Qu’ran, ia pasti langsung dan bersegera untuk memahaminya sehingga Al-Qur’an telah turun secara sempurna. Ia pun telah menghafalnya secara keseluruhan.
“Tidak ada seorang pun sahabat Rasulullah yang lebih banyak hadistnya daripada kami kecuali Abdullah bin Amr, karena beliau menulis sedangkan kami tidak menulis.’ (HR. Thabrani). Demikian pujian Abu Hurairah, sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadist tentang Abdullah bin Amr bin Ash.
BACA JUGA: Mimpi Abdullah bin Zaid yang menjadi Syariat dan Seruan Islam
Memang, Amr bin Ash dikenal sebagai seseorang yang memiliki akal yang cerdas, rajin, tekun dalam mencari ilmu dari Nabi. Ia pun memiliki ilmu dan amal yang mapan. Ia hampir meriwayatkan 700 hadist dari Rasulullah, dan semua itu dicatatnya dan disetujui oleh Rasulullah.
Rutinitas yang dilakukannya setiap hari selalu sama saja, yakni jika tidak keluar untuk berjihad, hari-harinya ia penuhi dengan aktivitas ibadah. Mulai dari terbit fajar hingga tiba fajar berikutnya tiba.
Abdullah bin Amr memang bertekad untuk itu. Secara terus menerus ia akan berpuasa, shalat, dan membaca Al-Qur’an. Ia pun memilih hidup seperti rahib dengan tidak memedulikan istrinya. Kemudian Rasulullah pun menasehatinya.
“Sesungguhnya engkau tidak akan mampu melakukan hal tersebut. Untuk itu, berpuasa dan berbukalah. Bangun dan tidurlah. Berpuasalah engkau tiga hari dalam setiap bulannya karena satu kebaikan akan dibalas sepuluh kali lipat. Dan, itu seperti puasa sepanjang tahun.” kata Rasulullah.
Abdullah pun menjawab, “Aku masih sanggup melakukan yang lebih dari itu , ya Rasulullah.”
Rasulullah pun memintanya untuk berpuasa satu hari dan tidak berbuka satu hari, seperti yang dilakukan Nabi Daud. Beliau juga menegaskan bahwa tiada yang lebih baik daripada puasa tersebut.
Abdullah pun terdiam mendengarkan jawaban tersebut. Rasulullah kembali bertanya kepada Abdullah, “Benarkah engkau membaca Al-Qur’an sepanjang malam dan tidak tidur?”
BACA JUGA: Keberaniannya Abdullah bin Zubair, Mempercepatnya ke Surga
Abdullah mengiyakan.
“Sebaiknya engkau membaca Al-Qur’an sampai khatam selama satu bulan. Jika engkau bisa lebih cepat, khatamkan dalam sepuluh hari. Jika bisa lebih cepat, khatamkan dalam tiga hari.”
“Sesungguhnya aku puasa dan berbuka. Aku shalat dan tidur. Aku menikahi perempuan. Ketahuilah, tubuhmu juga punya hak untuk istirahat. Siapa yang tidak suka sunnahku maka ia bukan termasuk golonganku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Abdullah bin Amr bin Ash pun kembali terdiam. []
Sumber: Khazanah Intelektual, Para Abdullah di Sekitar Rasulullah, Sya’ban 1434 H., hal 15, 16, 17.