NASIRUDIN Al Tusi, namanya ada masuk jajaran ilmuwan muslim terkemuka dalam sejarah Islam. Ia merupakan ilmuwan serbabisa di eranya. Nasidurin Al Tusi adalah ahli astronomi, matematika, filsafat, agama, biologi, dan masih banyak lagi.
Nama aslinya adalah Muhammad ibn Muhammad ibn al-Hasan al-Tusi. Bahkan al-Tusi dikenal dengan sejumlah nama yang berbeda selama hidupnya seperti Muhaqqiq-i Tusi, Khwaja-yi Tusi dan Khwaja Nasir.
Al-Tusi lahir di Tus, yang terletak dekat Meshed di timur laut Iran, di atas lembah Sungai Kashaf. Saat itu dunia Islam sedang dilanda masa sulit, sementara peradaban Eropa mulai menanjak serta invasi bangsa Mongol yang sangat kejam.
Pada tahun 1220 Masehi, kota kelahiran Al Tusi diinvasi bangsa Mongol dan dihancurkan. Di tengah keadaan yang sulit tersebut, penguasa Islami saat itu mengajak para ilmuwan, termasuk Al Tusi, untuk ikut bergabung sebagai penjabat Istana.
BACA JUGA:Â Sosok Al Khawarizmi, Ilmuwan Muslim Jenius Penemu Aljabar
Kesempatan itu tidak ditolak oleh dirinya. Selama mengabdi di istana, Al Tusi memaksimalkan waktunya dengan menulis tentang ilmu astronomi, matematika, filsafat, dan logika. Karya pertamanya berjudul ‘Akhlaq-i Naisir’ yang ditulis pada tahun 1232M.
Pada pertengahan abad ke-13, bangsa Mongol menginvasi serta meluluhlantahkan istana, namun sang pemimpin Hulagu Khan (cucu Chinggis Khan) sangat tertarik pada ilmu pengetahuan, khususnya ilmuwan Nasirudin Al Tusi. Dia pun diperlakukan dengan hormat sebagai penasihat ilmiah bangsa Mongol.
Meskipun menjadi orang penting di bangsa Mongol, Al Tusi tidak dapat melakukan apa-apa terhadap invasi yang dilakukan bangsa Mongol kepada kerajaan-kerajaan Islam.
Kontribusi Nasirudin Al Tusi dalam Berbagai Bidang Ilmu
Hulagu Khan sangat tertarik pada rencana Nasirudin Al Tusi yang ingin membangun observatorium di Maragha di wilayah Azerbaijan. Hulegu telah menjadikan Maragheh sebagai ibu kotanya. Maragheh berada di wilayah Azerbaijan di barat laut Iran.
Pembangunan Observatorium dimulai pada 1259 barat Maragheh, dan jejaknya masih dapat dilihat di sana sampai sekarang. Observatorium Maragha yang beroprasi sejak tahun 1262M itu melibatkan banyak ilmuwan, termasuk dari Persia dan China sehingga menghasilkan observatorium yang sangat canggih di zamannya. Selain itu, observatorium ini juga menjadi perpustakaan dengan banyak bidang ilmu seperti astronomi, matematika, filsafat, dan lainnya.
BACA JUGA:Â Ilmuwan Muslim Dunia; Ismail al Jazari, Penemu Robot Abad Pertengahan
Teknologi canggih pada zaman itu pun menghasilkan penemuan yang berharga, salah satunya ‘Kuadran Azimuth’ yang ditemukan oleh Nasirudin Al Tusi. Dia juga berhasil membuat tabel pergerakan planet yang akurat, penemuan ini sangat penting bagi perkembangan astronomi di jaman modern.
Kontribusi lainnya yaitu adalah buku ‘Zij-Ilkhani’ yang ditulis dalam bahasa Persia lalu diterjemahkan dalam bahasa Arab. Buku tersebut disusun Nasirudin Al Tusi selama 12 tahun semasa memimpin observatorium Maragha.
Nasirudin Al Tusi juga menulis sebuah buku yang berjudul ‘At-Tadhira fi’ilm Al-hay’a’ yang menggambarkan prinsip mekanika rotasi benda-benda langit.
Nasirudin Al Tusi wafat pada tahun 1274M di Kota Baghdad pada masa pemerintahan Abaqa yang merupakan pengganti Hulagu yang tetap memberi dukungan sepenuhnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. []
SUMBER: WIKIPEDIA | MATH HISTORY