NASSER Al Attiyah merupakan satu-satunya orang Arab yang berhasil menaklukkan ganasnya Dakar Rally sebanyak tiga kali. Di balik kiprahnya yang gemilang, terselip cerita yang menakjubkan tentang pria yang berasal dari keluarga kaya raya di Qatar itu.
Sepanjang sejarah Dakar Rally digelar, keterlibatan pereli dari jazirah Arab terbilang minim. Pada 2004, Nasser Al-Attiyah adalah satu-satunya pembalap dari kawasan Arab yang ikut serta. Dia bahkan tidak menemukan satu pun pereli yang perawakannya mirip dengan dirinya. Sehingga Nasser Al-Attiyah tidak bisa melupakan momen pertamanya di Dakar Rally pada 2004 itu.
“Baru pada 2007, saya bertemu dua pereli Arab lainnya, Mohamed Al-Sudairi dari Arab Saudi dan Abla Al-Aswad dari Tunisia,” ucap Nasser Al-Attiyah.
BACA JUGA: Turki, Negeri Muslim Sekuler, tapi Tetap Relijius
Kondisi ini mengherankan, sebab kondisi lapangan Dakar Rally yang begitu dominan dengan trek padang pasir sesungguhnya mirip dengan kondisi jazirah Arab. Namun nyatanya, baru satu orang pereli dari jazirah Arab yang punya prestasi gemilang di kancah internasional. Dialah Nasser Al-Attiyah.
Pria kelahiran 21 Desember 1970 tersebut memang sudah jatuh cinta dengan balapan reli sejak kecil. Nasser bahkan sudah bisa mengemudikan mobil sejak kecil.
Saat anak-anak orang kaya lainnya bermain kuda dan berbisnis, Nasser memilih mobil. Keluarga Nasser tidak pernah mengatakan kata “ëtidakí” buat pereli yang saat ini bergabung dengan Toyota Gazoo Racing itu. Mereka langsung memberikan Nasser apa saja yang dibutuhkan. Apalagi, dana bukan masalah buat keluarga Nasser.
Mobil keren dan bertenaga serta tim profesional yang bisa mendukung nya setiap saat ikut ke semua ajang reli yang ada di dunia. Tidak mengherankan jika nama Nasser tercatat di semua ajang reli dunia, sebut saja Production World Rally Car, World Rally Car, Middle East Rally Car, dan Dakar Rally.
Sejak 2004, Nasser tidak pernah absen di ajang reli paling ganas di dunia itu. Puncaknya pada 2011, untuk pertama kalinya Nasser menjadi orang Arab yang berhasil menjuarai ajang Dakar Rally.
Pada 2015, dia kembali mencatatkan namanya dengan tinta emas di Dakar Rally. Kemenangannya di Dakar Rally 2015 semakin manis karena pada tahun yang sama dia berhasil menjadi juara di dua ajang berbeda lainnya, yakni WRC-2 dan FIA Cross Country.
Tahun ini, nama Nasser kembali bergema setelah kembali menjuarai ajang Dakar Rally 2019. Itu berarti dia sudah tiga kali menjadi jawara Dakar Rally dengan tiga tim yang berbeda.
Nasser bukanlah penggembira yang nama nya ada di semua even t reli. Dia berhasil menunjukkan kemampuannya yang luar biasa. Di ajang Production World Rally Car, Nasser berhasil menjadi juara umum pada 2006. Di WRC-2, dia menjadi yang terbaik dua tahun berturut-turut, 2014 dan 2015.
Menjadi salah satu Raja Dakar memang bukan hal yang mudah diraih. Nasser mengatakan, tantangan terberat lomba ini adalah ajang itu sendiri. Kondisi ekstrem yang terjadi di trek Dakar Rally adalah tantangan yang sangat berat bagi siapa saja. Memiliki kecakapan dalam mengendarai mobil bukan jaminan berhasil menaklukkan trek ganas Dakar Rally.
“Setiap pengemudi harus memiliki stamina yang sangat kuat karena Dakar memiliki cuaca yang sangat ekstrem. Selain itu, mereka harus cerdas membaca kondisi dan bagaimana caranya mempertahankan waktu agar terus di depan,” ucapnya.
Keberhasilan Nasser di Dakar Rally 2019 bahkan langsung tersiar ke Jepang. Presiden Toyota Motor Corporation Akio Toyoda langsung mengapresiasi keberhasilannya. Apalagi, bagi Toyota, ini pertama kalinya mereka berhasil menjuarai Dakar Rally. Bahkan, mobil Toyota Hillux yang dikendarai Nasser adalah mobil berbahan bakar bensin pertama yang berhasil menjuarai Dakar Rally.
“Dua tahun lalu saya pernah satu mobil dengan Nasser berlomba off-road di Spanyol. Waktu itu dia berhasil membawa kami juara dua. Dia berjanji akan secepat mungkin membawa mobil ini juara satu. Saya senang dia memenuhi janji itu,” ucap Akio Toyoda.
Tidak hanya dirayakan di Jepang, kemenangan Nasser di Dakar Rally 2019 juga istimewa buat semua orang Qatar, mengingat saat ini mereka tengah diboikot negara-negara Teluk.
“Kemenangan ini terasa spesial, mengingat kami sedang diboikot negara tetangga kami. Tapi ini menunjukkan bahwa kami tidak akan pernah tumbang apa pun kondisinya,” ucap Nasser.
Inilah diplomasi yang ditunjukkan Nasser kepada dunia bahwa pikiran, kerja keras, dan semangat tidak akan pernah bisa dihalanghalangi, apalagi diboikot.
Nasser memang menjadi sosok yang sangat ditunggu-tunggu semua orang di dunia reli. Sikapnya yang ramah dan terbuka membuat banyak orang merasa nyaman di sekitarnya. Nasser sama sekali tidak ingin menunjukkan bahwa dia adalah orang penting dari Qatar. Sikap rendah hati ini diikuti kemampuan membalap yang mumpuni.
Selain pekerja keras, Nasser juga dikenal sebagai pribadi yang ramah dan rendah hati. Kendati berasal dari keluarga yang berpengaruh di Qatar, Naseer tidak mengekslusigkan dirinya.
“Nasser bukanlah sosok yang eksklusif. Dia selalu tersenyum setiap saat kepada semua orang. Dia available bagi semua orang di dunia reli. Tapi saat dia pakai helm, sikapnya langsung berubah. Dia menjadi pereli yang sangat fokus 100% setelah helmnya terpasang,” ujar Philipe Jannsenns, jurnalis veteran reli dari Belgia. []