JAKARTA—Momentum peringatan hari perempuan Internasional, Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) memandang ada relativitas dan linearitas perempuan dari membangun keluarga dan negara.
“Perempuan sejatinya tidak bisa meninggalkan perannya dalam rumah tangga sebagai ibu. Maka bagaimana caranya agar perempuan bisa bangkit sebagai ibu sesuai kodratnya,” ujar Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah, Diyah Puspitarini kepada Islampos.com di Jakarta, Sabtu (9/3)
Selain itu ia menambahkan, perempuan juga bisa berperan sebagai warga negara Indonesia yang menyumbangkan pemikiran dan karyanya untuk bangsa.
Menurutnya, perempuan bisa tampil dan aktif di ruang publik, artinya perempuan tidak hanya mengurusi urusan rumah tangga saja. Islam juga sangat membuka peluang untuk perempuan tampil di ruang publik.
Sebab, kata dia yang membedakan laki-laki dan perempuan hanya tingkat ketakwaannya saja.
“Bagi kami Nasyiatul Aisyiyah yang memahami kesetaraan itu juga bagian dari ibadah, saya kira tidak masalah (perempuan tampil di ruang publik-Red),” pungkasnya.
Diyah memberikan contoh, di dalam Alquran diceritakan kisah Ratu Balqis yang menjadi raja. Contoh lainnya, Siti Khadijah merupakan seorang pengusaha perempuan sekaligus istri Nabi Muhammad SAW. Siti Khadijah merupakan contoh perempuan yang tampil di ruang publik. []
Reporter: Rhio