SIAPA sih yang tak menginginkan negaranya tumbuh dan berkembangan menjadi bangsa yang maju? Tentu semua orang juga menginginkannya bukan. Maka, tak sedikit orang yang menggapai cita-cita besarnya itu dengan menempuh pendidikan hingga jenjang yang lebih tinggi. Tapi, tahukah Anda, bahwa ternyata negeri ini hanya akan maju oleh orang yang ulet?
Sebuah negeri maju oleh orang yang ulet bukan orang pintar. Orang yang ulet disebut lebih terampil daripada orang pintar. Begitu yang disampaikan Mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kala itu.
BACA JUGA: Tertipu oleh Kepintaran
Orang yang pintar belum tentu ia mampu menciptakan sesuatu. Biasanya ia hanya paham mengenai sebuah teori tanpa mampu mengaplikasikannya. Sedangkan orang yang ulet, ia yang terbiasa melakukan sesuatu seperti menenun, memasak, dan lain-lain, ia akan menciptakan sesuatu dengan bentuk nyata yang menghasilkan nilai ekonomis.
Maka tak heran, negeri ini maju oleh produksi-produksi rumahan yang membuat karya cukup luar biasa, yang memiliki nilai jual tinggi. Bahkan kekreatifan mereka membuat hasil karya bisa sampai ke mancanegara. Subhanallah!
Ternyata bangsa Indonesia ini memiliki potensi. Hanya segelintir orang saja yang memanfaatkan potensi itu. Mereka lebih tertarik untuk melakukan segala hal dengan instan, sehingga belum mampu menciptakan sesuatu, melainkan hanya menggunakan sesuatu dengan mengeluarkan materi.
BACA JUGA: Iblis Lebih Pintar Daripada Kita
Sikap hedonis dan lemah berkarya inilah yang membuat suatu negeri belum bisa mencapai tingat kemajuannya. Terlebih orang-orang pintar menggunakan kepintarannya hanya untuk membodohi orang yang belum pintar.
Jadi, bagaimana bisa maju jikalau orang-orang pintarnya tidak mau mengaplikasikan kepintarannya pada hal yang benar? Dan bagaimana mungkin pula bisa maju jika negeri ini minim dari orang-orang yang ulet dan terampil? Maka, sudah menjadi tugas kita bersama untuk mengubah negeri khsusunya bangsa ini menjadi bangsa yang terampil, kreatif dan inovatif. Pintar saja tidak cukup jika ia tidak ulet. []