GAZA—Makin banyak wanita Gaza yang bekerja apa saja untuk mencari nafkah. Selain menjadi sopir, ada wanita Gaza mencari nafkah dengan menjadi nelayan. Ini semua dilakukan untuk bertahan hidup.
Seorang nelayan wanita, Madleen Kullab (22 tahun) mengatakan, setiap kamu berlayar mencari ikan, maka kamu tak yakin apakah bisa pulang ke rumah kembali atau tidak.
“Situasi saat ini begitu sulit, ketika kita mencapai 15 mil, maka kami akan ditembaki oleh Israel, kami terpaksa melakukannya meskipun risikonya tinggi demi mencari nafkah.”
Kullab menjadi nelayan hampir satu dekade ketika ayahnya menderita penyakit mielitis, radang sumsum tulang belakang dan akhirnya jadi difabel. Ia menggantikan posisi ayahnya sebagai pencari nafkah.
Kullab dan dua adik laki-lakinya keluar untuk mencari ikan pada pukul 3 hingga 5 pagi. Mereka kadang melempar jaring pada saat matahari terbenam. Mereka biasanya mencari ikan sarden.
“Kamu cari ikan apa saja yang bisa dicari,” kata Kullab, lansir Aljazirah, Selasa, (8/3/2017).
Tak banyak ikan yang bisa dicari di daerah terlarang. Kadang hanya mendapatkan sedikit ikan, bahkan kadang tak mendapat ikan sama sekali. Untuk mendapat ikan berkualitas harus mencari ikan hingga 10 mil dari bibir pantai.
Banyak ikan sarden berjatuhan di tanah saat para nelayan memasukkan ikan sarden tangkapan mereka dari jaring ke peti ikan. Saat itu pelabuhan Gaza dipenuhi dengan kapal-kapal yang bersandar di bawah langit mendung.
Perekonomian yang memburuk di Gaza telah memukul industri perikanan. Nelayan yang semula 10 ribu orang pada tahun 2000 turun menjadi 4.000, tahun lalu.
Selama ini nelayan di Gaza hidup berdasarkan pinjaman lunak, termasuk Kullab. Mereka tak melaut pada musim dingin, sebab pada musim dingin cuaca sering buruk dan ombak bisa terlalu tinggi untuk kapalnya yang sederhana.
Setiap hari Kullab hanya mendapat uang sebesar 10 shekels (2,60 dolar AS) dengan mencari ikan.
Menjadi nelayan, terang Kullab, semakin berbahaya. Ia mencari jalan keluar dengan masuk kuliah. Ia berharap bisa mendapatkan pekerjaan sebagai sekretaris.
“Saya ditembak setiap kali mencari ikan di laut. Lebih baik mencari pekerjaan selain mencari ikan.”
Kullab mengaku pernah menyaksikan temannya sesama nelayan Mohammad Mansour Baker yang ditembak Israel hingga meninggal saat mencari ikan dengan saudaranya.
“Terdapat lebih dari 10 kapal. Kami hanya 3 mil dari laut dan kapal-kapal Israel mulai menembaki kami tanpa alasan. Mohammad ditembak dari perut menembus punggungnya dan meninggal di kapal.” Demikian dikutip dari Republika, Rabu (8/3/2017).