TENTANG Neraka adalah seburuk-buruk tempat yang didatangi, Allah berfirman dalam Surah Maryam ayat 71:
وَاِنْ مِّنْكُمْ اِلَّا وَارِدُهَا ۚ كَانَ عَلٰى رَبِّكَ حَتْمًا مَّقْضِيًّا ۚ
Dan tidak ada seorang pun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
Jika pada ayat-ayat sebelumnya Allah berbicara tentang detail keadaan mereka yang tidak beriman kepada Hari Kebangkitan, maka pada ayat ini Allah mengubah kata ganti mereka menjadi kalian agar maklumat pada ayat ini mencakup keumuman manusia,baik kafir maupun Mukmin.
Para ulama sepakat bahwa ayat ini berlaku untuk keumuman manusia, hanya saja mereka berbeda pendapat terkait makna وَارِدُهَا pada ayat ini.
Sebagian ulama berpendapat bahwa maknanya adalah hanya lewat (al-‘ubuuru) dan sebagian lagi ulama berpendapat bahwa maknanya adalah memasuki (ad-dukhuulu).
BACA JUGA: 3 Siksa Neraka yang Ditampakkan kepada Nabi
Pendapat yang mengatakan bahwa makna al-wuruudu adalah al-’ubuuru maksudnya adalah bahwa setiap manusia pasti akan melewati neraka melalui Shirath. Shirath adalah jembatan yang berada di atas neraka yang akan dilewati setiap manusia ketika hendak menuju surga.
Shirath lebih halus daripada rambut, lebih tajam daripada pedang, dan pada sisi-sisinya terdapat al-kalaalib yaitu pengait-pengaid yang akan berusaha mencabik-cabik setiap orang yang melewatinya untuk menjatuhkannya ke dalam neraka. Setiap Mukmin pasti akan melewati shirath, bahkan para nabi sekalipun.
Adapun orang-orang kafir, mereka tidak akan melewatinya karena mereka Langsung didatangkan ke neraka Jahanam, Sebagaimana telah dijelaskan di ayat sebelum ini:
ثُمَّ لَنُحْضِرَنَّهُمْ حَوْلَ جَهَنَّمَ جِثِيًّا
kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahanam dengan berlutut
Setiap orang akan melewati shirath dengan cara yang berbeda-beda. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan dalam sabda Nabi ﷺ, “Ada orang Mukmin yang akan melintasi shirath secepat kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat angin, dan ada pula yang secepat kuda dan hewan tunggangan yang amat bagus larinya.
Akan ada di antara mereka yang selamat dengan mulus. Ada pula yang selamat setelah tercapai-cabik, dan ada pula yang akhirnya dijatuhkan ke dalam neraka, hingga yang paling terakhir di antara mereka melewatinya dengan merangkak tertatih-tatih.”
BACA JUGA: Penghuni Surga dan Neraka Saat Ini
Momen menyeberangnya shirath adalah momen krusial bagi setiap hamba. Oleh karenanya kelak para nabi akan berdoa kepada Allah untuk umatnya masing-masing ketika mereka sedang melewati shirath. “Ya Allah selamatkanlah umatku,selamatkanlah umatku.”
Pendapat pertama ini sesuai dengan penggunaan kata al-wuruudu yang dikenal dalam Bahasa Arab. Perhatikan firman Allah dalam Surah Al-Qashash (28) ayat 23:
وَلَمَّا وَرَدَ مَاۤءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ اُمَّةً مِّنَ النَّاسِ يَسْقُوْنَ
Dan tatkala ia (Musa) sampai di sumber air negeri Madyan, ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya).
Di sini Allah menggunakan kata warada untuk Nabi Musa, padahal beliau tidaklah masuk ke dalam sumur, tetapi beliau hanya berada di sekitaran sumur tersebut.
Sedangkan, makna al-wuruudu menurut pendapat kedua yaitu ad-dukhuulu, maka ia juga dikenal penggunaannya dalam Bahasa Arab. Allah berfirman dalam Surah Hud (11) Ayat 98:
يَقْدُمُ قَوْمَهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ فَاَوْرَدَهُمُ النَّارَ ۗوَبِئْسَ الْوِرْدُ الْمَوْرُوْدُ
Ia (Fir’aun) berjalan di depan kaumnya pada Hari Kiamat, lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi.
Jika penggunaan al-wuruudu dengan makna ad-dukhuulu memang dikenal, lalu apa maksud yang dimaksud dengan masuknya orang-orang Mukmin ke dalam neraka?
Sebagian ulama mengatakan bahwa yang dimaksud adalah orang-orang Mukmin benar-benar akan masuk ke dalam neraka, tetapi api neraka bagi mereka layaknya api bagi Nabi Ibrahim a.s. ketika beliau akan dibakar oleh kaumnya, yaitu api yang dingin dan menyelamatkan, bukan panas nan membinasakan.
Sebagian ulama lain mengatakan bahwa maksudnya adalah orang-orang Mukmin akan menyaksikan orang-orang kafir yang disiksa, di sebuah tempat khusus dalam neraka yang mana api dan panas neraka tidaklah mengenai mereka.
BACA JUGA: 3 Pintu Neraka
Para ulama yang berpendapat bahwa orang-orang beriman juga akan masuk ke dalam neraka menyebutkan beberapa hikmah dari peristiwa ini, di antaranya adalah:
Menjadikan orang-orang yang beriman semakin bersyukur. Ketika mereka menyaksikan langsung kedahsyatan neraka, pasti rasa syukur mereka akan semakin bertambah.
Menjadikan orang-orang kafir semakin menyesal dan semakin tersiksa sebab mereka dipertemukan dan dipermalukan dengan orang-orang yang beriman, yang mana dahulunya mendakwahi mereka.
Allah kemudian menegaskan bahwa keterangan yang disebutkan dalam ayat ini merupakan suatu perkara yang pasti akan terjadi. Tak seorang pun akan terhindar darinya. []
SUMBER: PUSAT STUDI QURAN