PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan menganeksasi permukiman Yahudi di Tepi Barat jika terpilih kembali dalam pemilu 2019.
Israel melangsungkan pemilu pada Selasa (9/4/2019) dan Netanyahu akan berebut suara dengan partai berhaluan kanan yang mendukung pencaplokan sebagian dari Tepi Barat.
BACA JUGA: Partai Oposisi Israel Desak Netanyahu segera Mengundurkan Diri
Permukiman tersebut ilegal menurut hukum internasional, namun Israel membantahnya. Maret lalu, AS mengakui bahwa Dataran Tinggi Golan, yang direbut Israel dari Suriah pada 1967, sebagai wilayah Israel.
Israel telah memukimkan sekitar 400.000 warga Yahudi di permukiman Tepi Barat, dan 200.000 lainnya tinggal di Yerusalem Timur. Sementara itu, ada sekitar 2,5 juta warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat.
Palestina ingin mendirikan negara di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza.
Apa yang terjadi pada permukiman-permukiman tersebut adalah salah satu isu yang paling diperselisihkan antara Israel dan Palestina — Palestina mengatakan bahwa keberadaan permukiman membuat negara independen di masa depan mustahil diwujudkan.
Di sisi lain, Israel mengatakan Palestina menggunakan isu permukiman sebagai dalih untuk menghindari perundingan damai langsung. Negara tersebut mengatakan bahwa permukiman bukan benar-benar hambatan bagi perdamaian dan bisa dinegosiasikan.
Dalam sebuah wawancara di televisi Israel, Netanyahu ditanya kenapa ia belum memperluas kedaulatan Israel ke permukiman besar di Tepi Barat.
BACA JUGA: Netanyahu: Israel Punya Hubungan dengan Semua Negara Timur Tengah kecuali Suriah
“Anda bertanya apakah kita melangkah ke tahap berikutnya — jawabannya ya, kita akan melangkah ke tahap berikutnya, saya akan memperluas kedaulatan Israel dan saya tidak membeda-bedakan antara blok permukiman dan permukiman yang terisolasi,” ujarnya.
Seorang juru bicara pemimpin Palestina Mahmoud Abbas berkata kepada Reuters: “Kebijakan dan pengumuman apapun tidak akan mengubah fakta. Permukiman itu ilegal dan mereka akan disingkirkan.” []
SUMBER: BBC INDONESIA