AMERIKA SERIKAT—Perusahaan media The New York Times dilaporkan telah mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk berhenti menggambarkan media berita AS sebagai “musuh rakyat.” Pihak The New York Times mengatakan pernyataan Trump ini bisa “mengarah pada kekerasan” terhadap wartawan.
Arthur Gregg Sulzberger telah membuat laporan publik soal pertemuan pribadi mereka setelah Trump men-tweet tentang sisi lain media. Sulzberger telah menerima permintaan dari Gedung Putih untuk bertemu dengan Trump atas kekhawatiran tentang liputan acara berita.
BACA JUGA: Trump Sebut Uni Eropa sebagai Musuh Terbesarnya
Pada 20 Juli 2018, Sulzberger telah pergi ke Gedung Putih, ditemani oleh James Bennet, yang mengawasi halaman editorial Times. Ajudan Trump meminta agar pertemuan tidak direkam.
Tetapi dengan tweet Trump pada Sabtu (28/7/2018), Suzlberger memutuskan untuk menanggapi tindakan presiden dari percakapan mereka, berdasarkan catatan rinci yang telah dia ambil.
Dalam tweet awalnya, Trump mengatakan pertemuan itu “sangat bagus.” Namun Trump kemudian menuduh media menimbulkan risiko terhadap kehidupan seseorang melalui laporan berita.
“Menghabiskan banyak waktu untuk berbicara tentang banyaknya berita palsu yang dirilis oleh media dan bagaimana berita palsu telah berubah menjadi frase. Ini adalah ‘Musuh Rakyat.’ Menyedihkan!” tulis Trump di laman Twitter-nya.
The New York Times kemudian merilis pernyataannya, mengatakan bahwa pihaknya telah memutuskan untuk “menanggapi karakterisasi Trump dari percakapan mereka di Gedung Putih.”
Sulzberger mengaku telah menerima pertemuan dengan Trump untuk menyampaikan kekhawatiran tentang “retorika anti-pers yang sangat mengganggu” presiden.
Sulzberger mengatakan kepada Trump bahwa kalimat “berita palsu” adalah “tidak benar dan berbahaya” namun pernyataan Trump tentang pelabelan wartawan sebagai ‘musuh rakyat jauh lebih memprihatinkan.
BACA JUGA: Dituding Kerjasama dengan Rusia saat Pemilu, Trump: Itu Tipuan Besar
“Saya memperingatkan bahwa bahasa radang ini berkontribusi pada peningkatan ancaman terhadap jurnalis dan akan mengarah pada kekerasan,” kata Sulzberger. []
SUMBER: PRESSTV