ADA pergeseran mindset (tidak tahu terjemahnya) masyarakat dari pertanyaan hukum ke pertanyaan dalil. Kalau dulu tanya apa hukumnya? Tinggal dijawab dengan kitab Fikih hasil produk ijtihad ulama.
Sekarang tanya mana dalilnya? Kalau dijawab dengan pendapat ulama maka akan terjadi keraguan tentang kebenaran ajaran Aswaja. Padahal di kitab-kitab klasik ada semua dalilnya.
Maka saya mengajarkan kitab-kitab dasar tapi ditulis oleh ulama dengan mencantumkan dalilnya, baik Fikih, Akidah atau Tasawuf. Saya ingin menghantar para santri bisa menjawab dalil sesuai ijtihad ulama Mazhab.
BACA JUGA: Inilah Dalil dan Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anaknya
Kitab-kitab seperti At-Tadzhib, Fikih Syafi’iyah jenjang menengah tapi berhasil disertakan dalil Quran-Hadisnya.
Juga Syarah Aqidatul Awam karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki yang dihimpun oleh salah satu santri terbaiknya, KH Ihya’ Ulumuddin Pujon yang bernama Jala’ Al-Afham, yang mengulas Akidah Asy’ariyah dan dilengkapi dengan dalil-dalil sifat Wujud, Qidam, Baqa’ dan sebagainya berdasarkan dalil Quran-Hadis.
Keunggulan ngaji kitab seperti ini:
1. Menambah kemantapan terhadap ajaran Aswaja, baik Akidah, Fikih dan Tasawuf.
2. Dapat menjawab ketika ada orang yang bertanya dalil.
3. Ini yang paling penting, santri terbiasa memahami dalil berdasarkan pemikiran ulama, bukan hasil pendapatnya sendiri.
Oleh: Kiyai Ma’ruf Khozin