TERBURU-buru adalah salah satu sifat manusia yang bisa mendatangkan kerugian bagi dirinya maupun orang lain. Tanpa terkecuali ketika mengendarai kendaraan di jalan raya. Kebiasaan ngebut mungkin sering dilakukan sebagian orang agar mempercepat perjalanannya.
Dalam sebuah hadits Rasulullah ﷺ bersabda: “Safar merupakan penggalan adzab, ia menghalangi (mengganggu) makan, minum dan tidur seseorang. Maka jika seseorang telah menyelesaikan keperluannya maka hendaknya ia bersegera kembali kepada keluarganya.” (HR. Bukhari no.1804)
Lalu, benarkah hadits di atas menjadi pembenaran dari perilaku ngebut?
Syaikh Ibnu Baaz berkata: “Dan yang wajib bagi para sopir, hendaklah mereka selalu waspada terhadap laju dan jalannya kendaraan dari kantuk. Dan wajib bagi sopir untuk berhati-hati dalam perjalanan dan hendaknya dia selalu memperhatikan aturan lalu lintas yang telah ditetapkan, tidak melanggarnya. Dan tidak melaju dalam keadaan mengantuk atau sambil ngobrol bersama temannya dengan obrolan yang mengganggu konsentrasinya dari memperhatikan jalan. Wajib baginya waspada dan teliti dalam perjalanan sehingga tidak membahayakan dirinya, penumpangnya dan orang lain.”
Syeikh Ibnu Baaz menambahkan: “Wajib bagi sopir memiliki perhatian yang serius terhadap kendaraannya. Maka janganlah ngebut dan jangan melanggar aturan lalu lintas. Jangan menyopir sambil mengantuk, jangan sambil ngobrol dengan teman disampingnya dengan obrolan yang bisa mengganggu perjalanan dan hal-hal lainnya.”
Ngebut tanpa berhati-hati adalah tindakan yang dilarang. Sebab hal tersebut bisa berbahaya. Rasulullah bersabda: “Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain.” (HR. Ibnu Majah, Ahmad dan Malik. Dishohihkan oleh Syaikh Al Albaaniy dalam Shohiihul Jaami’ no. 7517)
Selain itu, Syaikh Sholih Al Fauzan -hafidhohulloh- berkata : “Demikian juga para pengendara yang mempercepat kendaraan dengan kecepatan tinggi yang melebihi batas (maksimal) yang ditentukan, hal itu termasuk perbuatan menjerumuskan diri sendiri dan orang lain ke dalam marabahaya dan kematian. Dengan demikian mereka menanggung dosa yang besar dan menimbulkan rasa takut bagi kaum muslimin.”
Pengendara yang ngebut termasuk orang-orang yang menyelisihi tuntutan iman berupa keharusan menjaga tertumpahnya darah kaum muslimin dan menjaga kemaslahatan mereka.
Kebiasaan ngebut menunjukkan kelemahan iman mereka. Keimanan (yang benar) nampak dalam tutur kata lisan, perbuatan anggota badan serta perbuatan-perbuatan lainnya (yang baik). Inilah hakikat seorang mukmin. Wallahualam. []