MANUSIA tidak akan bisa lepas dari kebutuhan untuk bertahan hidup. Untuk memenuhi kebutuhannya tersebut manusia bekerja dan berusaha untuk mendapatkan uang. Namun dalam kondisi tertentu kita juga tak bisa lepas dari yang namanya utang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Islam sebagai agama yang paripurna telah mengajarkan kita untuk bijak dan menahan diri untuk berutang kecuali dalam kondisi darurat dan mendesak. Pasalnya, perkara utang piutang bukanlah perkara ringan. Sayangnya belakangan ini banyak orang bermudah-mudahan dalam berutang hanya untuk memenuhi gaya hidup dan bukan untuk bertahan hidup. Ditambah lagi dengan makin merebaknya pinjol alias pinjaman online saat ini, membuat orang makin mudah untuk berutang tanpa memikirkan dampak ke depannya.
BACA JUGA: Membantu Orang yang Kesulitan Bayar Utang termasuk Amalan Ringan
Berikut ini lima bahaya yang patut kamu ketahui jika bermudah-mudahan dalam berutang:
1 Banyak utang bisa membuat seseorang punya sifat kemunafikan
Ketika seseorang bermudahan dalam berutang, bisa saja dia akan sering mengumbar janji palsu, berbohong, dan mengkhianati amanah yang diberikan, dan ini banyak terjadi di tengah-tengah masyarakat. Ketika ditagih, dia berbohong tidak punya uang, padahal dia sanggup untuk membayar. Dan jelas ini adalah sifat-sifat orang munafik. Rasulullah SAW bersabda: “Tanda-tanda orang munafik ada tiga, jika berbicara ia berdusta, bila berjanji ia tidak menepati janjinya, dan apabila diberi amanah ia mengkhianatinya.” (HR. Al-Bukhari no. 33 dan Muslim no. 59)
2 Jatuh dalam kezaliman
Orang yang bermudah-mudahan dalam berutang akan berat baginya untuk membayar utang tersebut, apalagi jika utangnya menumpuk. Bahkan sering kita saksikan fenomena orang yang berutang lebih galak daripada orang yang memberikan utang. Orang yang berutang ketika ditagih malah marah kepada orang yang menghutangi. Ini jelas kezaliman yang nyata. Rasulullah SAW bersabda: “Penundaan membayar utang bagi orang yang mampu membayar adalah kezaliman.” (HR. Muslim: 1564)
Hendaknya orang yang berhutang takut kepada Allah SWT dan mengingat bahwasanya kelak dirinya akan berdiri dihadapan-Nya. Rasulullah SAW bersabda: “Berhati-hatilah terhadap kezaliman, sebab kezaliman adalah kegelapan di hari Kiamat.” (HR. Muslim)
3 Ruh seorang mukmin terkatung-katung disebabkan utang
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda: “Ruh seorang mukmin tergantung (terkatung-katung) disebabkan utangnya sampai dilunasi.” (HR. Tirmidzi : 1078, dan Ibnu Majah : 2413)
Imam Suyuthi menjelaskan makna jiwa seorang mukmin tergantung: “tertahan dari tempat kemuliaan yang disiapkan untuknya”, dan Imam Iraqy berkata: “Urusannya terhenti, tidak dikatakan selamat dan tidak juga dikatakan celaka sampai dilihat terlebih dahulu apakah hutangnya sudah lunas atau belum.” (Tuhfatul Ahwadzy)
4 Keutamaan mati syahid tidak bisa menggugurkan dosa akibat utang
Kita tahu betapa besar keutamaan dan balasan yang Allah siapkan untuk orang-orang yang mati dalam memperjuangkan agama Allah SWT. Kendati demikian, keutamaan yang banyak tersebut tidak bisa menggugurkan dosa kezaliman yang disebabkan penundaan membayar utang.
Salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW:
“Duhai Rasulullah, bagaimana menurut Anda apabila aku terbunuh di jalan Allah, apakah dosa–dosaku dihapuskan?
Rasulullah SAW pun bersabda: “iya, jika dirimu terbunuh di jalan Allah dalam keadaan sabar mengharapkan pahala dan tidak kabur dari peperangan.”
BACA JUGA: Tips Lunasi Utang
Lalu, Rasulullah SAW meminta sahabat tadi mengulang pertanyaannya, dan beliau SAW pun kembali bersabda: “Ya (mati syahid bisa menggugurkan dosa-dosa) jika kamu dalam keadaan bersabar, mengharapkan pahala dan tidak kabur dari peperangan, kecuali utang, dan Jibril lah yang mengatkan hal tersebut kepadaku.” (HR. Tirmidzi: 1712).
Dalam hadits yang lain rasulullah bersabda: “Diampuni semua dosa orang yang mati syahid kecuali utang.”
(HR. Muslim : 1886)
5 Allah mencapnya sebagai pencuri
Orang-orang yang bermudah-mudahan dalam berutang, kemudian tidak berusaha untuk membayar utang tersebut, maka dia akan mengahdap Allah SAW dengan status pencuri.
Rasulullah SAW bersabda: “Siapapun yang berutang dan berniat tidak akan membayar utang tersebut, maka dia akan bertemu Allah SWT dengan status sebagai seorang pencuri.” (HR. Ibnu Majah: 2410)
Itulah di antara bahaya utang dalam kehidupan seorang muslim, yang seharusnya membuat kita lebih berhati-hati dan berpikir terlebih dahulu sebelum berhutang. Berhutanglah jika memang harus dan untuk kebutuhan mendesak. []
SUMBER: BIMBINGAN ISLAM