BAKHIL atau yang biasa kita kenal dengan kikir bisa saja dialami siapa pun, tak terkecuali orang yang dianggap ahli agama sekalipun. Bakhil sendiri berarti menghalangi sesuatu yang seharusnya diberikan menurut ketentuan syariat dan secara etika kesopanan. Sesuatu yang wajib diberikan menurut ketentuan syariat misalnya menunaikan zakat dan nafkah kepada keluarga. Contoh bakhil secara etika kesopanan adalah tidak menyempitkan pemberian nafkah dan tidak menuntut pada sesuatu yang remeh.
Merujuk kepada definisi bakhil di atas, maka macam kebakhilan sangatlah banyak. Ada yang bakhil dengan ilmunya, tenaganya, pikirannya, lisannya, hartanya, dan yang lainnya, tidak melulu soal kikir dalam soal harta.
BACA JUGA: Orang-orang Kikir, Jauh dari Allah, Jauh dari Manusia, Jauh dari Surga
Allah SWT dan Rasululllah SAW sangat mencela perbuatan bakhil. Selain itu orang bakhil juga akan dibenci manusia lainnya. Janganlah seseorang mengira jika ia bakhil dengan apa yang wajib dicurahkan kepada orang lain bahwa itu baik untuk mereka. Sebaliknya itu justru jelek bagi mereka, baik terhadap agama atau dunia mereka. Allah SWT berfirman,
وَلَا يَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ يَبۡخَلُونَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ هُوَ خَيۡرًا لَّهُمۖ بَلۡ هُوَ شَرٌّ لَّهُمۡۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُواْ بِهِۦ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۗ
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat.” (QS. Ali Imran: 180)
Di antara hukuman bagi orang bakhil di dunia yakni akan ditimpakan paceklik, tertahannya hujan, dikutuk oleh Nabi SAW, dicabutnya berkah pada hartanya, dibinasakan (hartanya), dan memperoleh kebencian dari makhluk. Nabi SAW bersabda,
مَا مَنَعَ قَوْمٌ الزَّكَاةَ إِلَّا ابْتَلَا هُمُ اللهُ بِالسِّنِيْنَ
“Tidaklah suatu kaum mencegah (dari memberikan) zakat kecuali Allah akan menguji mereka dengan paceklik.” (HR. ath-Thabarani, lihat Shahih at-Targhib, no. 758)
Nabi SAW juga bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ العِبَادُ فِيهِ، إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ، فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، وَيَقُولُ الآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
“Tidak ada hari yang manusia berada di pagi hari kecuali turun dua malaikat, salah satunya berkata, ‘Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfak,’ dan yang lainnya mengatakan, ‘Ya Allah, berilah kebinasaan kepada orang yang bakhil’.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
BACA JUGA: Orang Yahudi ‘Menasihati’ Orang Mukmin agar Bersikap Kikir
Adapun ancaman di hari akhirat sungguh lebih dahsyat. Di antaranya bahwa hartanya akan dijadikan lempengan yang panas lalu disetrikakan pada lambung, dahi, dan punggungnya. Allah SAW berfirman,
وَٱلَّذِينَ يَكۡنِزُونَ ٱلذَّهَبَ وَٱلۡفِضَّةَ وَلَا يُنفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ فَبَشِّرۡهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ ٣٤ يَوۡمَ يُحۡمَىٰ عَلَيۡهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكۡوَىٰ بِهَا جِبَاهُهُمۡ وَجُنُوبُهُمۡ وَظُهُورُهُمۡۖ هَٰذَا مَا كَنَزۡتُمۡ لِأَنفُسِكُمۡ فَذُوقُواْ مَا كُنتُمۡ تَكۡنِزُونَ ٣٥
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahanam, lalu dibakar dengannya dahi, lambung, dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka, ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu’.” (QS. at-Taubah: 34—35). []
SUMBER: ASYSYARIAH