Oleh: ADAM, S.PdI
Alumni Sekolah Tinggi Agama Islam Sumatera – Medan
TERINGAT dengan petuah dari Buya Hamka. Siapa yang tak kenal Buya Hamka. Buya Hamka pernah berkata, “Kalau kita berbicara dengan hati maka yang mendengarnya juga hati, kalau kita berbicara dengan mulut saja maka yang mendengar hanya kuping telinga.”
Masyarakat sedang rajin dengar ceramah di YouTube. Ini merupakan kabar gembira. Karena orang malas dengar ceramah sejak wafatnya da’i kita, da’i sejuta umat. Kini munculnya da’i sejuta viewers membuat masyarakat dekat dengan ceramah yang menyejukkan hati.
Rajinnya masyarakat dengar ceramah, ternyata tidak berdampak signifikan terhadap karakternya. Ternyata yang diharapkan dari ceramah hanya lucunya saja, tidak lebih dari itu.
BACA JUGA: Ngomong Ngga Enak, Ditahan Nyesek, Apa Itu?
Orang zaman dahulu jika berbicara sangat terasa wibawanya. Karena mereka jarang bicara, ketika mereka berbicara orang-orang menyimak bahkan mau melaksanakan nasihat darinya. Mereka tidak asal ngomong. Mereka selalu mengatakan apa yang sudah mereka lakukan. Bukan menyuruh saja.
Tidak heran ketika khutbah Jum’at banyak yang tidur. Ada dua kemungkinan, jamaahnya kurang tidur, atau yang memberi khutbah mengatakan hal yang belum dilakukannya. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.