RAMADHAN memang sudah berlalu. Akan tetapi, masih banyak orang yang masih memiliki kaitannya. Salah satunya yang banyak dialami oleh perempuan, yakni tidak berpuasa di bulan Ramadhan. Sehingga, kini, di bulan selain Ramadhan, ia harus menggantinya sesuai hari yang ditinggalkan.
Orang yang masih kuat untuk berpuasa, maka wajib mengqadha puasa yang telah ditinggalkannya di bulan Ramadhan. Dan ketika ia akan melaksanakannya, maka wajib baginya untuk berniat. Sebab, segala sesuatu tergantung dari niatnya. Lalu, kapankah niat harus dilafalkan dalam menjalankan puasa qadha?
Waktu berniat puasa qadha ini adalah sama dengan waktu puasa Ramadhan. Yaitu pada waktu malam dan berakhir ketika masuk shubuh. Kalau berniat selepas shubuh, maka tidak sah puasa qadha itu.
Niat merupakan keinginan untuk melakukan sesuatu ibadah dan letaknya di hati. Jika Anda berkeinginan melakukan qadha puasa sebelum menjelang fajar, maka itulah yang dikatakan niat. Ini sudah memadai dan tidak perlu melakukan lafaz niat.
Niat puasa qadha adalah lintasan hati hendak berpuasa qadha esok hari karena Allah Ta’ala. Maka, termasuk di situ sunnah untuk sahur, sama halnya seperti puasa Ramadhan. Bedanya hanya pada niat.
Niat itu tidak semestinya menuntut kepada satu lafaz yang khusus. Namun bagi Anda yang ingin lebih yakin dan memantapkan puasa qadha, maka Anda bisa membaca niat khusus puasa qadha. Seperti apa itu?
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءٍ فَرْضَ رَمَضَانً ِللهِ تَعَالَى
“Aku niat puasa esok hari karena mengganti fardhu Ramadhan karena Allah Ta’ala.”
Itulah lafal niat puasa qadha. Anda bisa mengungkapkannya ketika akan melaksanakan puasa qadha tersebut. []