QODHO adalah mengerjakan suatu ibadah yang memiliki batasan waktu di luar waktunya. Salah satunya adalah qadha puasa Ramadhan. Sebagaimana suatu ibadah, qodho puasa Ramadhan pun harus disertai niat. Lantas, bagaimana niat puasa qodho ini?
Ramadhan tinggal menghitung hari. Jangan lupa, untuk melunasi utang puasa Ramadhan tahun lalu, ya! Mengganti puasa tersebut dinamakan puasa qodho.
Puasa qodho wajib dilakukan oleh muslim yang meninggalkan puasa Ramadhan karena uzur tertentu, diantaranya:
- Sakit yang memberatkan untuk puasa. Dimisalkan ini pula adalah wanita hamil dan menyusui apabila berat untuk puasa.
- Musafir dan ketika bersafar sulit untuk berpuasa atau sulit melakukan amalan kebajikan.
- Wanita yang mendapat haidh dan nifas di bulan Ramadhan.
Di luar uzur syar’i tersebut, jika ada seseorang yang meninggalkan puasa Ramadhan dengan sengaja, para ulama memiliki pandangan yang berbeda-beda terkait masalah qodho orang-orang tersebut.
BACA JUGA: 7 Ketentuan dan Larangan Puasa Qadha yang Harus Kamu Ketahui
Mayoritas ulama berpendapat bahwa siapa saja yang sengaja membatalkan puasa atau tidak berpuasa baik karena ada udzur atau pun tidak, maka wajib baginya untuk mengqodho’ puasa.
Namun ada ulama yang memiliki pendapat yang berbeda. Ibnu Hazm dan ulama belakangan seperti Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin berpendapat bahwa bagi orang yang tidak berpuasa dengan sengaja tanpa ada udzur, tidak wajib baginya untuk mengqodho’ puasa. Ada kaedah ushul fiqih yang mendukung pendapat ini: “Ibadah yang memiliki batasan waktu awal dan akhir, apabila seseorang meninggalkannya tanpa udzur (tanpa alasan), maka tidak disyariatkan baginya untuk mengqodho’ kecuali jika ada dalil baru yang mensyariatkannya.”
Nah, jika hendak melakukan qodho puasa Ramadhan, salah satu hal yang perlu diketahui adalah niat puasa qodho.
Dikutip dari NU Online, mereka yang meninggalkan puasa di bulan Ramadhan harus mengganti puasa wajib tersebut di luar bulan Ramadhan. Mereka yang mengqodho puasa Ramadhan juga wajib memasang niat puasa qadhanya di malam hari, setidaknya menurut Mazhab Syafi’i.
BACA JUGA: Bolehkah Qadha Puasa Ramadhan Dilakukan pada Akhir Sya’ban?
Niat puasa qodho
Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam Hasyiyatul Iqna’-nya menerangkan sebagai berikut:
ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر.
“Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qodho, atau puasa nadzar. Syarat ini berdasar pada hadits Rasulullah ﷺ, ‘Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.’ Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada redaksi zahir hadis,” (Lihat Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna’, [Darul Fikr, Beirut: 2007 M/1428 H], juz II).
Adapun lafaz niat puasa qodho tersebut adalah sebagai berikut berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
“Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.” []
SUMBER: RUMAYSHO | ISLAM.NU.OR.ID