SALAH satu syarat sah puasa adalah niat. Tanpa niat maka ibadah puasa seseorang telah gugur. Sebab segala sesuatu didasarkan pada niat. Rasulullah SAW bersabda:
“Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya…” (HR. Bukhari Muslim).
Puasa Ramadhan dan puasa wajib lain terbilang istimewa dibanding ibadah lainnya. Mengapa?
Sebab niat ibadah lainnya bisa diucapkan bersamaan dengan praktik ibadah itu sendiri. Sedangkan niat puasa Ramadhan dan puasa wajib lainnya harus dilakukan di malam hari.
Karena pelaksanaan puasa Ramadhan sebulan penuh, ada anggapan bahwa niat puasa Ramadhan bisa dilakukan sekaligus di awal Ramadhan, dengan niat sebulan penuh. Benarkah demikian?
Rasulullah SAW Bersabda: “Siapa yang tidak berniat puasa sebelum datang waktu fajar (imsak) maka puasanya tidak sah.” (HR. Bukhari).
Syeikh Taqiyyuddin Abu Bakar bin Muhammad Al-Hishni menerangkan soal niat puasa Ramadhan dalam Kifayatul Akhyar.
“Puasa tidak sah tanpa niat. Keharusan niat didasarkan pada hadits. Tempat niat itu di hati. Karenanya, niat tidak disyaratkan secara lisan. Ketentuan ini disepakati bulat ulama tanpa perbedaan pendapat. Niat puasa wajib dipasang setiap malam. Karena, puasa dari hari ke hari sepanjang Ramadhan merupakan ibadah terpisah. Coba perhatikan, bukankah puasa Ramadhan sebulan akan menjadi rusak hanya karena batal sehari? Kalau ada seseorang mengucapkan niat puasa sebulan penuh di awal Ramadhan, maka puasanya hanya sah di hari pertama. Demikian pendapat dari Madzhab Syafi’i,” (Lihat Taqiyuddin Abu Bakar Al-Hishni, Kifayatul Akhyar).
Adapun niat puasa sekaligus sebulan penuh adalah pandangan dari Madzhab Hanafi. Menurut Madzhab Hanafi, puasa seseorang dengan niat sebulan penuh di awal Ramadhan dinilai sah meskipun ia tidak menetapkan niat puasa setiap malam. Kendati demikian, mereka juga tetap menganjurkan orang yang telah melakukan niat puasa wajib sebulan penuh di awal Ramadhan untuk mengulang niat puasa di setiap malam Ramadhan.
Mengingat keistimewaan puasa Ramadhan, maka seseorang wajib mengucapkan niat setiap malam. Untuk menghindari lupa niat, ada baiknya ia mengikuti tarawih berjamaah. Di samping mendapat pahala shalat tarawih dan silaturahmi yang berlipat ganda, ia tidak akan lupa dari niat puasa yang lazim dipimpin imam sebelum tarawih bubar. []