NIAT letaknya di hati. Begitu juga soal niat shalat lima waktu. Namun tak mengapa jika kita ingin melafalkan niat shalat lima waktu untuk memantapkan hati. Melafalkan niat juga dibutuhkan oleh orang-orang yang memiliki penyakit was-was.
Berikut bacaan niat shalat lima waktu sebagaimana yang dihimpun Muhammad Masrur dalam buku Memahami Arti Bacaan Shalat:
Niat Shalat Subuh
– Imam
أُصَلِّي فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
“Ushalliy fardha-ssubhi rak’ataini mustaqbilal-qiblati adaa-an imaaman lillahi ta’ala.”
Yang artinya, “Aku berniat shalat fardhu Subuh dua rakaat menghadap kiblat imam karena Allah Ta’ala.”
BACA JUGA: Apa Kabar Niat?
-Makmum
أُصَلِّي فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
“Ushalliy fardha-ssubhi rak’ataini mustaqbilal-qiblati adaa-an ma’muman lillahi ta’ala.”
Yang artinya, “Aku berniat shalat fardhu Subuh dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
Niat Shalat Zuhur
-Imam
أُصَلِّي فَرْضَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
“Ushalliy fardha-zzhuhri arba’a raka’atin mustaqblilal-qiblati adaa-an imaman lillahi ta’ala.”
Yang artinya, “Aku berniat shalat fardhu Zuhur empat rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala.”
-Makmum
أُصَلِّي فَرْضَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
“Ushalliy fardha-zzhuhri arba’a raka’atin mustaqblilal-qiblati adaa-an ma’muman lillahi ta’ala.”
Yang artinya, “Aku berniat shalat fardhu Zuhur empat rakaat menghadap kiblat sebagai imam sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
Niat Shalat Ashar
-Imam
أُصَلِّي فَرْضَ العَصْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
“Ushalliy fardhal-ashri arba’a raka’atin mustaqbilal-qiblati ada-an ma’muman lillahi ta’ala.”
Yang artinya, “Aku berniat shalat fardhu Ashar empat rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
-Makmum
أُصَلِّي فَرْضَ العَصْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
“Ushalliy fardhal-ashri arba’a raka’atin mustaqbilal-qiblati ada-an ma’muman lillahi ta’ala.”
Yang artinya, “Aku berniat shalat fardhu Ashar empat rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
Niat Shalat Maghrib
أُصَلِّي فَرْضَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
“Ushalliy fardhal-maghribi tsalatsa raka’atin mustaqbilal-qiblati adaa-an imaman lillahi ta’ala.”
Yang artinya, “Aku berniat shalat fardhu Maghrib tiga rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala.”
-Makmum
أُصَلِّي فَرْضَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
“Ushalliy fardhal-maghribi tsalatsa raka’atin mustaqbilal-qiblati adaa-an ma’muman lillahi ta’ala.”
Yang artinya, “Aku berniat shalat fardhu Maghrib tiga rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
Niat Shalat Isya
-Imam
أُصَلِّي فَرْضَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
“Ushalliy fardhal-isyaa-I arba’a raka’atin mustaqbilal-qiblati adaa-an imaman lillahi ta’ala.”
Yang artinya, “Aku berniat shalat fardhu Isya empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”
-Makmum
أُصَلِّي فَرْضَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
“Ushalliy fardhal-isyaa-I arba’a raka’atin mustaqbilal-qiblati adaa-an ma’muman lillahi ta’ala.”
Yang artinya, “Aku berniat shalat fardhu Isya empat rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
Setelah mengetahui bacaan niat shalat, kita pun harus tahu tentang bahaya atau dosa meninggalkan shalat wajib yang lima waktu.
Asy-Syaikh Al-‘Allamah Ibnu ‘Utsaimin menyatakan bahwa permasalahan meninggalkan shalat wajib ini termasuk permasalahan yang sangat besar yang pada hari ini banyak orang terjatuh di dalamnya (ditimpa musibah dengan tidak menunaikannya).
Dan ulama beserta para imam dari kalangan umat ini, yang dahulu maupun sekarang, berselisih pendapat tentang hukumnya. (Mukaddimah kitab Hukmu Tarikish Shalah hal. 3)
Orang yang meninggalkan shalat fardhu dengan sengaja berarti ia telah melakukan dosa yang teramat besar. Dosanya di sisi Allah lebih besar daripada dosa membunuh jiwa yang tidak halal untuk dibunuh, atau dosa mengambil harta orang lain secara batil, atau dosa zina, mencuri dan minum khamr.
Meninggalkan shalat berarti menghadapkan diri kepada hukuman Allah dan kemurkaan-Nya. Ia akan dihinakan oleh Allah baik di dunia maupun di akhiratnya. (Ash-Shalatu wa Hukmu Tarikiha, Ibnul Qayyim, hal. 7)
BACA JUGA: Niat Mengambil Upah dari Mengajar Ilmu Agama
Tentang hukuman di akhirat bagi orang yang menyia-nyiakan shalat dinyatakan Allah dalam firman-Nya:
“Apakah yang memasukkan kalian ke dalam neraka Saqar?” Mereka menjawab, “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat….” (Al-Muddatstsir: 42-43)
“Maka celakalah orang-orang yang shalat, yaitu mereka yang lalai dari mengerjakan shalatnya….” (Al-Ma’un: 4-5)
“Maka datanglah setelah mereka, pengganti yang jelek yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kerugian2.” (Maryam: 59)
Semoga kita tergolong ke dalam orang-orang yang istiqamah menegakkan ibadah wajib shalat lima waktu. Wallahu a’lam. []