DARI mana tolok ukur nikah dikatakan usia muda atau ideal? Dari hukum undang-undang negarakah? Dari aturan agamakah? Dari kebiasaan daerah tertentukah? Atau … dari niat ngebalap mantan yang duluan nikahkah? Kah kah kah?
Simplenya … nikah yang ideal itu bukan dari usia atau kemapanan jiwa raga, tapi karena Allah yang mengijinkan hal itu terjadi.
Mau nikah muda kek, usia matang kek, mapan kek, apa aja kek … kalo Allah tidak menghendaki, ya gak akan terjadilaaahhh.
Siapa bilang usia muda akan sulit memecahkan problem kelak yang ada di perjalanan bahtera? Nyatanya di beberapa daerah atau kakek nenek kita, menikah di usia belasan tahun. Dan … bahagia serta langgeng.
Siapa bilang usia ideal menurut masyarakat umum, mapan, dewasa dan kesempurnaan lain bisa menjamin pasangan mampu lihai kemudikan bahtera hingga selamat?
Nyatanya banyak rumahtangga oleng di usia pernikahan sudah puluhan tahun.
Siapa bilang bila saya yang menikah muda dengan pria usia nyaris tua dan sudah belasan tahun ini bahagia? Yang bilang berarti dia benaaarrr!
Semapan-mapannya jiwa ataupun materi, badai dan guncangan bahtera itu pasti ada.
So … takkan ada yang mampu menjadikan kita bahagia baik dalam status single ataupun double selain rasa syukur dan terus berjuang.
Kayaknya tulisan ini masih berbau Alvin Larissa yang heboh.
Dah gitu ajah. Tetap bahagia ya … []