(فصل) ونصاب الذهب عشرون مثقالا وفيه ربع العشر وهو نصف مثقال وفيما زاد بحسابه ونصاب الورق مائتا درهم وفيه ربع العشر وهو خمسة دراهم وفيما زاد بحسابه ولا تجب في الحلي المباح زكاة.
Nisab emas adalah 20 mitskal (Dinar) zakatnya ia seperempatnya sepersepuluh (2.5%) yaitu sama dengan setengah mitskal. Untuk selebihnya (dizakati) menurut perhitungan.
Nisab perak adalah 200 dirham, zakatnya seperempatnya sepersepuluh (2.5%) yaitu sama dengan 5 dirham. Untuk selebihnya (dizakati) menurut perhitungannya.
Untuk perhiasan emas perak yang mubah (diperbolehkan) tidaklah wajib dizakati.
BACA JUGA: Ramadhan, Kesempatan Emas bagi Muslim Dulang Pahala
Jika kita perhatikan yang paling sedikit nishabnya ketika ditukar ke mata uang adalah nishab perak. Patokan nishab inilah yang disebutkan ‘ulama lebih hati-hati dan lebih menyenangkan orang miskin. Besaran zakat mata uang adalah 2,5% ketika telah mencapai haul.
Contoh perhitungan zakat mata uang:
Misalnya simpanan uang kita yang telah mencapai masa satu tahun (haul) adalah Rp.10.000.000,-
Kalau nishab emas:
Rp.500.000,-/gram (perkiraan). Nishob emas = 85 gram x Rp.500.000,-/gram = Rp.42.500.000,-.
Kalau dinilai kan dengan harga emas maka berarti tidak sampai nishabnya uang kita diatas.
Namun jika kita hitung Harga perak Rp.11.000,-/gram (perkiraan).
Nishob perak = 595 gram x Rp.11 000,-/gram = Rp.6.545.000,-.
Maka jika melihat besaran nilai nishab perak, uang 10 juta tentu sudah masuk nishabnya. Jadi simpanan di atas telah mencapai nishab perak, maka besar zakat yang mesti dikeluarkan = 1/40 x Rp.10.000.000,- = Rp.250.000,-.
Dalilnya diriwayatkan Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
وَلاَ فِى أَقَلَّ مِنْ عِشْرِينَ مِثْقَالاً مِنَ الذَّهَبِ شَىْءٌ وَلاَ فِى أَقَلَّ مِنْ مِائَتَىْ دِرْهَمٍ شَىْءٌ
“Tidak ada zakat jika emas kurang dari 20 mitsqol dan tidak ada zakat jika kurang dari 200 dirham.”(HR. Ad-Daruqutni).
BACA JUGA: Sudah Tahu Belum, Ini Hukum Memasang Gigi Palsu dalam Islam
Dari ‘Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِذَا كَانَتْ لَكَ مِائَتَا دِرْهَمٍ وَحَالَ عَلَيْهَا الْحَوْلُ فَفِيهَا خَمْسَةُ دَرَاهِمَ وَلَيْسَ عَلَيْكَ شَىْءٌ – يَعْنِى فِى الذَّهَبِ – حَتَّى يَكُونَ لَكَ عِشْرُونَ دِينَارًا فَإِذَا كَانَ لَكَ عِشْرُونَ دِينَارًا وَحَالَ عَلَيْهَا الْحَوْلُ فَفِيهَا نِصْفُ دِينَارٍ فَمَا زَادَ فَبِحِسَابِ ذَلِكَ
_“Bila engkau memiliki dua ratus dirham dan telah berlalu satu tahun (sejak memilikinya), maka padanya engkau dikenai zakat sebesar lima dirham. Dan engkau tidak berkewajiban membayar zakat sedikit pun –maksudnya zakat emas- hingga engkau memiliki dua puluh dinar. Bila engkau telah memiliki dua puluh dinar, dan telah berlalu satu tahun (sejak memilikinya), maka padanya engkau dikenai zakat setengah dinar. Dan setiap kelebihan dari (nishob) itu, maka zakatnya disesuaikan dengan hitungan itu.”(HR. Abu Dawud).
Wallahu a’lam. []