NISFU sya’ban atau pertengahan bulan sya’ban dikenal sebagai waktu yang penuh berkah. Banyak orang menganggap bahwa malaikat bahkan Allah SWT turun kepada hamba-Nya yang melakukan ibadah. Banyak orang yang menganggap bahwa malam ini merupakan malam penutupan buku amal. Benarkah demikian?
Entah darimana anggapan itu terjadi. Namun, kemungkinan besar hal itu ditafsirkan dalam salah satu hadis Rasulullah SAW yang berbunyi, “Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan dimana amal-amal diangkat menuju Rab semesta alam. Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa,” (HR. An Nasa’i 2357, Ahmad 21753, Ibnu Abi Syaibah 9765 dan Syuaib Al-Arnauth menilai ‘Sanadnya hasan’).
Dalam hadis tersebut dikatakan bahwa Rasulullah berpuasa di bulan sya’ban karena menginginkan ketika amalnya diangkat beliau dalam keadaan berpuasa. Nah, yang menjadi permasalahan di sana ialah terdapat ungakapan “diangkat” bukan berarti ditutup bukan? Melainkan maksud hadis tersebut ialah amal seseorang itu dilaporkan di bulan tersebut.
Padahal, kita meyakini bahwa setiap saat pun selalu ada dua malaikat yang selalu mencatat gerak gerik kita, yang baik maupun yang buruk. Tapi, mengapa kita tidak melakukan kebaikan setiap harinya? Maksudnya memang tidak semua orang, tapi kebanyakan orang hanya melakukan ibadah atau kebaikan itu pada momen-momen tertentu saja. Mereka seolah-olah mengaggap bahwa pada malam itu ia meminta maaf dan amal yang dahulu, yakni amal yang tidak baik akan berguguran.
Jika anggapan setiap orang seperti itu, maka tak heran jikalau kita sering melihat orang baik musiman. Di hari-hari biasa mereka tetap melakukan maksiat, namun di waktu-waktu tertentu mereka berubah menjadi orang yang alim. Inilah yang menjadi kekhawatiran kita sekarang ini.
Kalau pun benar malam ini penuh dengan keberkahan, maka tugas kita ialah mendoakan orang-orang yang memang belum tersadarkan dari apa arti dari makna seorang hamba dan manusia di muka bumi. Yuk, bantu mereka untuk menemukan jalan kebenaran. Jika mereka kini senantiasa mendekatkan diri pada Allah, ajaklah lagi di lain waktu. Jangan biarkan mereka hanya menjadi orang alim sementara.
Mengenai penutupan buku amal itu, hingga saat ini belum diketahui kebenarannya. Namun yang pasti, janganlah kita terpokus ke arah sana. Lebih baik kita pokus untuk memperbaiki diri untuk mempersiapkan diri menghadapi hari yang suci (Ramadhan). Wallahu ‘alam. []