Oleh: Nurul Hidayati Meihasih
Forum Penulis Perempuan Peradaban FP-3
ISLAM sebagai agama yang sempurna dan paripurna, sungguh luar biasa indahnya.. Betapa tidak. Islam datang memberikan pelajaran kepada seluruh umat manusia. Kesempunaan Islam, tampak dari berbagai dimensi kehidupan yang diatur olehNya. Baik dalam urusan antar manusia, urusan manusia dengan Tuhannya, maupun manusia dengan dirinya sendiri.
Salah satu aspek kehidupan yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri, antara lain masalah keikhlasan. Banyak peristiwa hidup, yang selama ini sebenarnya kita hadapi, karena kita belum sepenuhnya paham dengan konsep ikhlas.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi ikhlas adalah bersih hati atau tulus hati. Artinya berbuat segala sesuatunya berdasarkan kejujuran/kerelaan, semata-mata karena ingin meraih ridha Allah ta’ala.
Ikhlas menurut bahasa ialah bersih dari kotoran, atau menjadikan sesuatu bersih agar tidak kotor. Jadi orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya karena Allah semata, tidak menyekutukanNya, dan tidak riya dalam beramal. Sedangkan menurut istilah, ikhlas ialah niat hanya untuk mengharap ridha Allah dalam beraktivitas. Jadi seorang yang ikhlas, tidak akan mencari pujian atau penilaian dari orang lain. Entah amalannya tersebut bernilai pujian atau cacian dari orang lain, tidak akan dihiraukannya. Inilah esensi dari ikhlas menurut Islam. Dalam konsep ini, yang menjadi tujuan tertinggi adalah Allah SWT. Bukan penilaian dari manusia.
Beberapa ayat dalam Al-Qur’an, yang memerintahkan kita untuk memiliki sifat ikhlas di antaranya QS. Al Baqarah ayat 163, yang artinya: “Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” Dalam QS. Al-An’am: 162, Allah berfirman, yang artinya: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam“. Begitu pun dengan ayat Allah dalam QS. Al Bayyinah: 5, yang artinya: “padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama dengan lurus “. Rasulullah SAW juga bersabda, yang artinya: “ikhlaslah dalam beragama, cukup bagimu amal yang sedikit.”
Ketika seorang mahasiswa memiliki sifat terpuji ini, maka ia tidak akan pernah depresi karena saking beratnya menanggung kekecewaan saat nilai ujiannya tidak memuaskan. Sebaliknya, saat ia sukses mendapatkan nilai memuaskan, tidak ada rasa ujub/takabur dalam dirinya.
Ketika seseorang memilih jalan dakwah dalam hidupnya, maka ia wajib memiliki akhlak ikhlas. Ketika orang lain tidak mau menerima dakwahnya, bahkan mencaci makinya, maka ia tidak akan marah atau bahkan futur dari jalan dakwah. Karena ia berdakwah semata-mata untuk meraih ridha Allah. Masalah apakah orang akan menerima atau bahkan membenci karena dakwahnya, maka itu tidak akan dihiraukannya.
Subhanallah. Demikianlah akhlak orang-orang yang ikhlas dalam beramal. Bahasa kerennya adalah nothing to lose. Tidak pernah merugi, bagi orang-orang yang ikhlas. Wallahu a’lam. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.