Oleh: Ustadz Felix Siauw
TIAP selesai shalat, Rasulullah ajarkan kepada kita untuk beristighfar, minta ampun pada Allah atas segala dosa, mengiba maaf dari Allah atas kedzaliman kita.
Bukan rasa hebat, bukan rasa berhasil yang dimunculkan, tapi humble, humility, tawadhu, justru itu yang Allah ingin kita rasakan selepas shalat.
BACA JUGA: Perbanyaklah Istigfar
Mengapa? Agar kita tak merasa kuat, tak merasa dahsyat, hingga dengan ibadah kita itu kita merasa lebih utama, lebih baik, lebih salih daripada yang lainnya
Sebab cobaan iblis bukanlah ketika diminta lebih panjang dan lebih banyak ibadahnya, tapi justru ketika melihat kelemahan manusia, lalu dia takabur
Tanpa sadar, ada orang-orang semodel begini, pintar sekali merasa lebih salih, lebih salihah dari yang lain, hingga dari lisannya, merendahkan yang lain.
Bila bicara menghakimi, bila menasihati merendahkan, tak pernah mau menerima masukan, sebab selain dia pasti salah, selain dia sudah pasti sesat.
Sedangkan kita menjamin amal kita diterima saja belum pasti, kok bisa-bisanya kita mengatakan amal orang lain sudah pasti tidak diterima?
Sedangkan kita menjamin masuk surga saja belum mampu, kok tega-teganya kita bisa menjamin bahwa orang lain pasti masuk ke neraka?
Apapun itu, kembali lagi pada masalah sedari awal: menganggap selainnya salah. Hanya aku yang benar, aku lebih baik darimu, hanya kajianku yang benar.
Ujian ukhuwah memang seperti itu, doakan saja, maklumi saja, jangan balas dengan amal yang sama, balaslah yang lebih baik, tunjukkan kasih sayang padanya.
BACA JUGA: Perbanyaklah Istigfar
Suatu saat bila dia sudah sadar, terimalah dengan tangan terbuka. Bilapun tak mau sadar sampai maut, mintakan padanya ampunan, dan pada kita ampunan juga.
Perbanyak istighfar, sebab saya sangat yakin, bila kita banyak beristighfar, tak ada ruang dalam hati kita untuk merendahkan saudara kita sesama Muslim. []