Oleh: Kang Uni Mubarok
husnimubarok5593@gmail.com
BETAPA kita semua pernah merasakan obat yang begitu pahit di lidah kita sehingga kita tak suka ketika harus menelannya.
Ketika pertama kali kita meminumnya, kita berpikir bagaimana mungkin saya harus meminum ini setiap hari selama beberapa minggu.
Sementara, sebelumnya dokter pernah berkata kepada kita bahwa kita akan sembuh jika kita kontinyu meminum obat yang pahit tersebut.
BACA JUGA:Â Peneliti Sebut Bacaan Alquran Bisa Buat Jiwa Tenang
Obat untuk Jiwa yang Sakit: Perumpaman Badan yang Sakit
Suka tidak suka, kita harus melakukannya. Lagi pula, dokter tidak memberi resep alternative lain selain meminum obat tersebut. Jika kita nekad mengikuti keinginan kita untuk tidak tersiksa dengan rasa pahit obat, maka penyakit kita tidak akan sembuh.
Lagi pula, masih ingat di benak kita, bagaimana orang tua membujuk anak-anaknya yang susah untuk minum obat bahwa mereka hanya merasakan pahit beberapa detik saja. itu tidak sebanding dengan hasil akhir berupa terbebasnya badan mereka dari penyakit.
Pada akhirnya, setelah terus menerus mengkonsumsi obat, dokter menyatakan bahwa kita telah terbebas dari penyakit. Lebih dari pada itu, kita juga merasakan bahwa kondisi kita lebih baik dari sebelumnya.
Obat untuk Jiwa yang Sakit: Risiko Tidak Minum Obat
Memang, manusia diprogram untuk menghindari ketidaknyamanan dan segala hal yang mengandung risiko. Tapi kita tahu bahwa resiko tidak minum obat lebih besar dibanding resiko merasakan pahitnya obat yang sementara.
Begitu pun dengan penyakit-penyakit jiwa yang bersarang di hati kita.
Terkadang hal ini membutuhkan penyembuhan yang pahit dan sulit. Kita sulit untuk ‘menerima’ obat spiritual karena terasa pahit. Pahit untuk hawa nafsu kita yang sudah terbiasa berkubang dosa dan ditunggangi setan.
Sifat sombong obatnya adalah berusaha untuk rendah hati dan tidak berbangga diri. hal ini tentunya ‘pahit’ bagi orang yang sudah terbiasa dengan karakter angkuh dan ego yang tinggi.
BACA JUGA:Â Ketika Insecure Merasuki Jiwa Millenials Muslim
Obat untuk Jiwa yang Sakit: Memang Menyakitkan tapi…
Berhubungan haram dengan kekasih memang menyenangkan, tetapi itu sebuah dosa. maka obatnya adalah menikah.
Jika tidak mau dan masih belum bisa melakukannya, maka memutuskan hubungan itu adalah obatnya. Mungkin ini akan terasa menyakitkan, tapi itulah obat untuk terhindar dari penyakit syahwat yang menjerumuskan. []