HATI dapat sibuk dengan suatu urusan dan menghindari urusan yang lain. Hati bisa sibuk dengan harta, kedudukan, atau segala hal lainnya yang menggiurkan sehingga lalai dari Allah dan sibuk dengan syahwatnya. Keadaan ini sangat membahayakan hati.
Karenanya, hati harus selalu sibuk bersama Allah seraya mencampakkan hawa nafsu dan syahwat. Inilah jalan keselamatan yang akan membebaskan dan menyembuhkan hati dari segala penyakit.
Barangsiapa yang menginginkan keselamatan dan kesembuhan hati, hendaklah ia bertobat kepada Allah karena telah melalaikan dan melupakanNya. Ia harus mengubah keadaan hatinya, dari sebelumnya jauh menjadi dekat kepada hadirat Allah; dari sebelumnya berjarak, menjadi berada di hadiratnya.
Ia harus beralih dari sikap sombong dan lalai menuju sikap merendah dan papa. Jika kau menginginkannya, kau harus mengurangi makan, karena jika kenyang, dirimu akan cenderung pada maksiat. Sebaliknya, jika lapar dirimu akan berkenalan dengan Tuhan.
Nabi SAW bersabda,“Wahai pemuda, siapa yang mampu menikah di antara kalian, menikahlah. Namun, siapa yang belum mampu, berpuasalah karena puasa menjadi tameng baginya.” (HR. Bukhari). []
Referensi: Mengaji Tajul Ar’us Rujukan Utama Mendidik Jiwa/Karya: Ibnu Athaillah/Penerbit: Zaman