LISAN kita tidak akan mengeluarkan kecuali sesuatu yang ada di dalam hati dan kepala. Seperti teko mengeluarkan isinya, air putih, sirup atau teh manis.
Tak mungkin teko yang isinya kopi hitam legam, tapi yang keluar susu putih bersih.
BACA JUGA: Saat Suku Aus dan Khazraj Menerima Dakwah Rasul
Kualitas seseorang bisa terlihat dari ucapannya, dari obrolannya dengan sesama. Pun demikian kualitas masyarakat pada umumnya.
Umar bin Abdul Aziz memerintah hanya tiga tahun saja, tapi berkualitas, hebat dan membawa perubahan besar pada kehidupan masyarakatnya.
Bila di awal-awal pemerintahannya obrolan masyarakat seputar aktivitas, kepemilikan dan kebanggaan dunia, maka di akhir pemerintahannya begeser menjadi lebih berbobot.
Bukan lagi bertanya, “Sudah punya apa, rumah berapa, kendaraan model gimana, dan sudah berkunjung ke negeri mana saja?”
Tapi obrolan masyarakat menjadi iman, islam, ihsan. “Bagaimana kabar iman hari ini, bagaimana tahajud malam tadi, sudahkah khatam Quran, sudah hafal hadis berapa puluh, sedang shaum atau tidak?”
Tengoklah obrolan kita hari ini bersama keluarga, kawan, rekan kerja dan sesama.
Apa yang kita obrolkan, kita tulis di media sosial, upload foto dan video di Facebook, Instagram atau Twitter, itulah gambaran diri kita.
BACA JUGA: Hati-hati, Ucapanmu Diaminkan Malaikat!
Lisan dan tulisan kita menunjukkan isi hati, isi kepala. Apakah ide, gagasan, ilmu dan inspirasi. Atau… Ah, tak tega saya menyebutnya. Semoga Allah melindungi kita dari dosa dan menunjuki jalan kebenaran.
Ihdina Shiratal Mustaqiim.
[]