ISTANBUL—Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menghasilkan kutukan keras terhadap pembunuhan warga Palestina yang tidak bersenjata di Gaza oleh militer Israel.
Presiden Turki Recip Tayyip Erdogan bersama Sekretaris Jenderal OKI Yousef al-Othaimeen dan Perdana Menteri Palestina Rami al-Hamdallah, mengatakan bahwa mereka telah mengadakan pertemuan yang menunjukkan solidaritas kepada masyarakat Palestina serta menyampaikan pesan kepada Israel, yang telah melakukan pembantaian di Gaza.
Erdogan mengkiritik AS yang bertanggungjawab atas keputusan provokatif yang mensabotase proses perdamaian.
“Kami tidak akan menerima keputusan AS untuk memindahkan Kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem. Kami tidak akan mengakhiri solidaritas kami terhadap masyarakat Palestina,” tegas Erdogan.
Erdogan juga mendorong komunitas internasional, khususnya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa–Bangsa (PBB), untuk memenuhi tanggung jawab mereka atas persoalan Palestina. Menurunya, pengiriman pasukan perdamaian internasional untuk menolong Palestina adalah “suatu hal yang mendesak”
Dia juga mengatakan bantuan kemanusiaan akan digencarkan selama Ramadan di seluruh negara–negara anggota OKI untuk Palestina.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal OKI Yousef al-Othaimeen, menyatakan akan menyelidiki kejahatan Israel di wilayah Palestina tersebut.
“Kami memutuskan untuk menugaskan Sekretariat Jenderal OKI untuk komisi internasional yang berisikan para ahli untuk menyelidiki kejahatan Israel di wilayah Palestina,” Kata al-Othaimeen dalam sambutan penutupnya.
Hal yang sama ditegaskan Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah. Dia menyerukan dunia internasional untuk melakukan penyelidikan transparan atas kejahatan Israel di wilayah Palestina.
“Kami menyatakan pentingnya perlindungan internasional untuk masyarakat Palestina,” tegasnya.
Hamdallah juga menerangkan ‘peran’ AS terkait peristiwa tersebut.
”pembukaan Kedutaan Besar AS di Yerusalem adalah tindakan provokatif yang meruntuhkan prospek perdamaian di kawasan dan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional. Langkah tersebut menambah keberanian Israel untuk melanjutkan tindakan ilegalnya melawan masyarakat Palestina,” kata Hamdallah.
Pada pertemuan luar biasa OKI itu hadiri Perdana Menteri Binali Yildirim dan Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu, pemimpin negara dari Afghanistan, Guinea, Iran, Qatar, Kuwait, Mauritania, Sudan, Yordania dan Republik Turki dan Siprus Utara (TRNC).
Perdana Menteri Palestina, Kyrgyzstan dan Pakistan juga mengambil bagian dalam pertemuan tersebut. Sementara itu, Uzbekistan, Al Jazair dan Sudan mengambil bagian dalam pertemuan tingkat parlementer dan senat.
Sedangkan, Arab Suadi, Mesir, Azerbaijan, Bahrain, Lebanon, Irak, Tunisia, Oman, Libya, Bangladesh, Burkina Faso, Chad, Kazakhstan, Komoro, Maldives dan Tajikistan mengambil bagian dalam pertemuan tingkat menteri luar negeri.
Lebih dari 340 media nasional dan internasional meliput pertemuan tersebut. []
SUMBER: ANADOULU