Mengapa Pakaian Wanita Muslim Sekarang Banyak yang Nyaris Telanjang?Sikap optimis harus ditanamkan dalam hati manakala suatu saat menghadapi badai masalah, ia akan tegar dan terus bersemangat mencari solusi penyelesaian masalah. Tidak mudah putus asa dan yakin pasti ada hikmah besar di balik semua takdir Allah. Islam mengajarkan umatnya untuk bangkit menyongsong hari esok dengan obsesi baru, harapan dan semangat membara agar hidupnya lebih baik, amalnya lebih shalih, imannya bertambah kuat, serta hatinya dipenuhi buhul cinta kepada Allah, tidak menyesali peristiwa masa lalu yang mungkin menumbuhkan kesedihan mendalam.Bagi orang beriman, bersikap optimistis merupakan wujud keyakinan kepada Tuhannya. Apalagi, Allah mengatakan Dia adalah sebaik penolong dan pelindung. Lebih jauh, Amr Khaled, mubalig dan motivator ternama asal Mesir mengatakan, Allah mengingatkan umat-Nya tak ada yang berputus asa dari rahmat-Nya, kecuali orang kafir.Optimisme mestinya tertanam dalam lubuk hati paling dalam setiap Muslim. Jangan sampai terhapus meski kiamat datang pada saat itu juga.Rasulullah SAW bersabda, “Bila hari kiamat tiba dan di tangan salah seorang dari kalian terdapat tunas pohon kurma, tanamlah.” (HR Ahmad)Hadapi perkara mendatang dengan penuh kebahagiaan dan menepis dan melawan perasaan negatif yang belum terjadi. Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda,“Tidak ada penyakit yang menular sendiri dan tidak ada kesialan. Al-fa`lu (kata-kata yang baik) membuatku kagum.” (HR. Bukhari dan Muslim)BACA JUGA: Jembatani Hubungan AS-Indonesia, Imam Shamsi Ali Optimis Mampu Selesaikan Banyak PermasalahanAl-Hulaimi rahimahullah mengatakan: “Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam suka dengan optimisme, karena pesimis merupakan cermin persangkaan buruk kepada Allah tanpa alasan yang jelas. Optimisme diperintahkan dan merupakan wujud persangkaan yang baik. Seorang mukmin diperintahkan untuk berprasangka baik kepada Allah dalam setiap kondisi.” (Fathul Bari`, 10/226)Optimisme butuh action dan langkah nyata seorang yang ingin sukses menempuh studi atau menuntut ilmu agama perlu belajar sungguh-sungguh, bekerja keras, dan mengerahkan segala potensi yang dimilikinya. Menjalankan usaha-usaha atau ikhtiar dalam mencapai tujuannya. Begitu pula ketika berniat berumah tangga, semangat saja belum cukup, butuh kesiapan fisik dan ilmu yang terkait dengan kerumahtanggaan agar bahtera pernikahannya berkah di sisi Allah. Hidup ini hakikatnya adalah belajar, beramal dan bersabar serta mengiringi semua yang kita lakukan dengan penuh optimisme, Allah akan memberi kita yang terbaik sesuai takdirnya. Yakinlah setelah kesulitan ada kemudahan. Allah Ta’ala berfirman,“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah : 5-6)Seorang mukmin sejati dalam segala situasi dan kondisi harus bergantung hatinya kepada Allah. Memperbanyak doa dan husnudzan kepada Allah akan memberikan pilihan terbaik sesuai dengan ilmu Allah meski terkadang tidak selaras dengan nafsu manusia.Al-Hasan al-Basri mengatakan : “Sesungguhnya tawakal seorang hamba kepada rabbnya adalah ia meyakini bahwa Allah itu sumber kepercayaan dirinya.” (Al-Fawa’id, 149).BACA JUGA: Optimis Meski TerjepitRasulullah SAW bersabda:“Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Dan minta tolonglah kepada Allah. Dan jangan kau lemah.” (HR. Muslim).Menurut Khaled, optimisme berarti berpikir positif, yaitu percaya kepada Allah dan diri sendiri. Jika sikap ini berkembang dalam setiap diri, Muslim akan selalu berbaik sangka kepada Allah SWT, lalu bergerak berusaha mencapai apa yang dicita-citakan hingga akhirnya terwujud. []
OPTIMIS adalah sifat orang yang memiliki harapan positif dalam menghadapi segala hal atau persoalan. Kebalikan dari optimis adalah pesimis, yang berarti sifat orang yang selalu berpandangan negatif dalam menghadapi segala hal atau persoalan.Optimis merupakan karakter indah seorang mukmin. Mukmin sejati harus senantiasa berpikir positif dan memotivasi diri menjadi pribadi yang memiliki visi akhirat, perfeksionis, dan punya standar yang tinggi untuk perkara-perkara yang dicintai Allah.BACA JUGA: