MATA manusia memang tajam.
Jeli melihat keburukan orang lain. Sayangnya mata nya kurang bisa ngelihat keburukan diri sendiri.
Bibir manusia bukan dari daging busuk, tapi sayangnya suka meluncur kebusukan dari sana, menghembus busuk bangkai saudaranya.
Tapi kadang ada juga yang pandai membungkus kata dengan lilitan kalimat manis walau ujung maknanya sebenernya busuk juga.
BACA JUGA:Â Bertahan Hidup
Aku sejujurnya bukan orang yang baik, tapi aku juga ngerasa gak perlu pura-pura baik untuk dianggap baik.
Buatku… aku ya aku, kamu ya kamu. Aku gak akan jadi kamu cuma untuk dipuji, disukai dan disayang orang lain.
Apalagi musti ngejelek jelekin, ghibahin orang dan nebar fitnah biar kelihatan lebih baik daripada orang lain.
Karena dari perjalanan hidup yang aku jalanin, mereka yang benar tulus menyayangiku itu akan mengenaliku tanpa aku harus menjelaskan apa-apa.
Mereka yang benar peduli dan menyayangiku akan ada dimasa-masa sulitku dan mereka akan menerimaku apa adanya.
Hidup itu bukan tentang siapa yang terbaik, tetapi soal siapa yang mau ngambil kesempatan berbuat baik.
Jadi prinsip yang harus dipegang, aku gak boleh bosan berusaha jadi orang baik meski disekitarku gak pernah menganggapku baik dan selalu mencari celah untuk menjatuhkan diriku.
Salah satu keberuntunganku itu sering kali menemukan orang baik dan dipertemukan dengan orang-orang baik,
Masyaa Allah Tabarakallah nikmat besar yang luar biasa.
Peluk erat untuk orang-orang yang berhati baik, yang bukan manis di depan tapi busuk di belakang.
BACA JUGA:Â Saat Seorang Istri Komentarin Sesembak yang Buka Cadar buat Nyari Rezeki
Yang gak pernah memakai topeng menjijikkan hanya untuk menghinakan orang lain buat kepuasan biar dianggap baik orang lain dan sampai harus ngebohongin diri sendiri buat ngerasa puas dengan menghakimi buruk orang lain buat bisa ngerasa jadi orang baik.
Peluk sayang buat yang lagi semangat ngerubah diri jadi lebih baik. []