SAMPAI pada masanya dimana para pemuka Quraisy menemui Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam. Kebetulan pada saat itu Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam sedang duduk di masjid. Sesudah mereka semua berada di hadapan Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam lalu membacakan beberapa ayat Al-Qur’an, dengan maksud berdakwah di depan mereka, agar mereka mengikuti seruannya.
Ketika Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam sedang berbincang-bincang dengan mereka dan sedang asyik mengadapi mereka dengan muka berseri-seri. Lalu datang orang buta dengan pakaian compang-camping hendak bertemu dengan beliau.
BACA JUGA: Ciri Fisik Nabi Ibrahim, Musa, dan Isa yang Dilihat Rasulullah di Malam Isra
Kedatangannya yang bersungguh-sungguh ingin mengetahui seluk beluk Agama Islam dan dengan ikhlas ingin mempelajari ajaran Islam. Namun Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam masih asyik membacakan Al-Qur’an kepada para pemuka Quraisy dengan wajah yang berseri-seri.
Demikian terjadi dengan berulang-ulang. Dan di tengah-tengan perbincangan beliau, orang buta itu selalu menyela:
“Ya Rasulullah, berilah aku pelajaran dari apa yang telah diajarkan Allah kepadamu!”
“Ya Rasulullah, berilah aku pelajaran dari apa yang telah diajarkan Allah kepadamu!
“Ya Rasulullah, berilah aku pelajaran dari apa yang telah diajarkan Allah kepadamu!
Berkali-kali berucap, tetapi Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam tidak menghiraukannya. Bahkan beliau memandang orang buta itu sampai mengerutkan dahinya. Sampai akhirnya Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam, “Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa), atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya.”
BACA JUGA: Unta Rasulullah Berhenti di Depan Rumah Abu Ayyub Khalid bin Zaid
“Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman). Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang ia takut kepada (Allah), maka kamu mengabaikannya. Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan.”
Maka sesudah turunnya wahyu tersebut beliau tak pernah mengacuhkan ataupun memasang muka masam kepada siapa pun yang datang kepadanya. Apalagi bila yang datang ialah orang yang membuatnya mendapatkan teguran dari Allah. Maka ia akan menyambutnya meski orang itu masih jauh dihadapannya seraya berkata, “Berbahagialah dengan kedatangan orang yang menyebabkan aku mendapatkan teguran dari Tuhanku.” []
Sumber: Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam/Penulis: K.H. Moenawar Chalil/ Penerbit: Bulan Bintang/1993