ORANG-ORANG munafik saling berkata, “Musim panas terik seperti ini sebaiknya kita tetap di sini saja dan tidak ikut berangkat.” Atas ucapan itu, Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat tentang mereka:
فَرِحَ الْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلَافَ رَسُولِ اللَّهِ وَكَرِهُوا أَنْ يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَالُوا لَا تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ ۗ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا ۚ لَوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ
فَلْيَضْحَكُوا قَلِيلًا وَلْيَبْكُوا كَثِيرًا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.” Katakanlah: “Api neraka Jahanam itu lebih sangat panas (nya)”, jika mereka mengetahui. Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. at-Taubah Ayat 81-82).
BACA JUGA: Muslim yang Munafik
Ibnu Hisyam berkata: Orang yang aku percaya bercerita kepadaku dari seseorang yang berkata kepadanya dari Muhammad bin Thalhah bin Abdurrahman dari Ishaq bin Ibrahim bin Abdullah bin Haritsah dari ayahnya dari kakeknya ia berkata, Orang-orang munafik berkumpul di rumah Suwailim seorang Yahudi yang terletak di Jasum. Orang-orang munafik mengompori manusia agar mereka tidak berangkat bersama Rasulullah di Perang Tabuk. Mengetahui kondisi itu Rasulullah lalu mengutus Thalhah bin Ubaidillah beserta sejumlah sahabat dan memerintahkan mereka membakar rumah Suwailim. Thalhah bin Ubaidillah dan anak buahnya melaksanakan perintah Rasulullah. Adh-Dhahhak bin Khalifah meloncat dari atas rumah Suwailim hingga kakinya patah dan sahabat-sahabatnya menyerbu, sementara mereka melarikan diri.
Ibnu Ishaq berkata: Rasulullah tetap bergairah untuk berangkat, memerintahkan manusia bersiap-siap dan menyeru orang-orang kaya supaya berinfak dan membiayai jihad di menyumbang dalam jumlah yang banyak sekali.
Ibnu Hisyam berkata: Orang yang aku percayai bercerita kepadaku bahwa Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu berinfak sebanyak seribu dinar untuk membantu para tentara yang mengalami kesulitan (Jaisy al-‘usrah) di Perang Tabuk. Rasulullah bersabda, “Ya Allah, ridhailah Utsman, sebagaimana aku ridha padanya.”
Ibnu Ishaq berkata: Rasulullah telah menentukan waktu pemberangkatan. Namun di lain pihak, beberapa orang dari para sahabat kurang mempersiapkan diri dengan baik hingga mereka tertinggal dari beliau bukan karena mereka munafik, di antara mereka adalah Ka’ab bin Malik bin Abu Ka’ab saudara Bani Salamah, Murarah bin Rabi’ saudara Bani Amr bin Auf, Hilal bin Umayyah saudara Bani Waqif, dan Abu Khaitsamah saudara Bani Salim bin Auf.
Mereka adalah orang-orang jujur dan dengan keislaman yang meyakinkan. Tatkala Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam berangkat, beliau membuat tenda di Tsaniyyatul Wada’.
BACA JUGA: Kabar Kematian Para Pembesar Orang Munafik dari Rasulullah
Ibnu Hisyam berkata: Rasulullah menunjuk Muhammad bin Maslamah Al-Anshari sebagai wakil beliau di Madinah. Abdul Aziz bin Muhammad Ad-Darawardi berkata dari ayahnya dari Rasulullah bahwa tatkala beliau berangkat ke Tabuk, beliau menunjuk Siba’ bin Urfuthah sebagai wakil sementara beliau di Madinah.
Ibnu Ishaq berkata: Abdullah bin Ubay bin Salul memancangkan tendanya menyendiri di bawah Rasulullah menghadap ke Gunung Dzubab. Para ulama berkata bahwa tenda Abdullah bin Ubay bin Salul bukan kemah yang kecil. Tatkala Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam meneruskan perjalanan, Abdullah bin Ubay bin Salul bersama orang-orang munafik dan orang-orang yang hati mereka diliputi keraguan tidak ikut berangkat bersama Rasulullah. []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media