Oleh: Samson Rahman, MA
DUNIA ini diciptakan untuk para pemberani. Hanya pemberani yang akan mampu menghadapi kerasnya dunia dan mampu menerobos semua tembok-tembok tebalnya. Dunia tidak diciptakan untuk para pengecut. Pengecut itu adalah akhlak tercela yang mencemari perilakunya dan menyeretnya pada kehinaan di dunia dan kerugian di akhirat.
Orang yang memiliki sifat ini maka dia ibarat mati berkali-kali dalam sehari. Jika dia mendengar bunyi burung maka hatinya terasa terbang. Jika ada langkah kuda, hatinya berdegup kencang. Sifat ini muncul dari adanya tumpukan perasaan takut yang sering muncul dalam diri seseorang sehingga keberanian copot dari hatinya.
BACA JUGA: Jangan jadi Pengecut jika Tak Mau Hidup Terhina
Para pengecut itu selalu gundah dan guncang jiwanya, takut mengkerut menghadapi masalah. Jiwanya labil tak kira-kira, perasaan kacau tidak terhingga. Tingkahnya tidak menunjukkan warna asli pribadinya. Ucapannya selalu berbeda dengan isi hati kecilnya. Para pengecut selalu bermuka dua. Tidak memiliki pijakan dalam hidupnya. Dia menjadi manusia paling pragmatis di dunia. Dia menghinakan dirinya sendiri di mata Allah, malaikat, manusia dan dirinya sendiri.
Para pengecut manusia dengan sejuta takut dalam dirinya bersarang sejuta takut yang menempel di seluruh dinding hatinya. Takut kelaparan, takut sakit, takut mati, takut di-PHK, takut hartanya hilang, takut dihina orang, takut dicela orang. Para pengecut akan senantiasa kecut menghadapi kematian dan kecut mukanya menghadapi tantangan.
Para pengecut seakan tidak mengerti bahwa kematian adalah kepastian, bahwa ajal telah terjadwal dan malaikat maut siap membawa maut pada siapa yang telah masuk dalam “jadwal.” Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (QS. Al-A’raaf : 34)
Manusia terpuji karena keberanian dan kedermawanannya. Manusia tercela karena sikap pengecut dan kikir. Sebab sikap dan sifat pengecut adalah sejelek-jeleknya sifat yang dimiliki manusia. Kita dapatkan Rasulullah senantiasa berdoa kepada Allah agar dihindarkan dari sifat dan sikap ini dalam hidupnya: “Ya Allah aku berlindung pada-Mu dari rasa gundah dan sedih, dan aku berlindung pada-Mu dari sifat lemah dan malas, dan aku berlindung pada-Mu dari sifat kikir dan pengecut, dan aku berlindung pada-Mu dari hutang-hutang yang melemahkan serta tekanan manusia.”
Manusia hendaknya belajar banyak dari para pejuang yang dengan tangkas menghadapi kematian. Yang dengan tegar bergelut dengan tantangan, yang dengan sigap menghadapi semua rintangan. Mereka hidup di atas kehidupan yang penuh dengan keberanian. Siap mengarungi lautan kesulitan. Jiwa pahlawan tak takut mati. Mati baginya hanya titian menuju kemuliaan. Sungguh mati para pengecut tidak akan pernah tidur terpejam.
Mari kita semua jangan lupa sabda Rasulullah saat memberikan gambaran tentang sikap pengecut: “Sejelek-jelek apa yang ada pada diri seorang lelaki adalah kekikiran yang menggila dan kepengecutan yang merajalela.” (HR. Ahmad)
BACA JUGA: Aku Tidak Ingin Menerima Uang dari Pengecut Sepertimu!
Sesungguhnya sikap pengecut jika telah bersarang kuat dalam diri seseorang yang telah mendominasi akhlaknya maka itu akan menimbulkan pada pencabik-cabikan harga diri dan melakukan tindakan-tindakan yang diharamkan walaupun itu semua melanggar aturan. Para pengecut itu berperang bukan di medang perang, dia akan berangkat dan petatang-petiting jika keadaan telah aman.
Sungguh benar para pengecut akan mati berkali-kali dalam sehari karena dia kehilangan nyali. []
SUMBER: IKADI