RASULULLAH Shallalahu ‘alaihi wasallam senantiasa berkumpul di Masjidil Haram dengan sahabat-sahabat yang lemah, seperti: Khabbab, Ammar, Abu Fukaihah, Yasar mantan budak Shafwan bin Umayyah, Shuhaib dan orang-orang seperti mereka dari kaum Muslimin.
Orang-orang Quraisy melecehkan sahabat-sahabat Rasulullah Shaliallahu ‘alaihi wasallam yang lemah itu. Sebagian mereka berkata kepada yang lain, “Mereka adalah sahabat-sahabat Muhammad, apakah mungkin Allah akan memberikan mereka petunjuk dan kebenaran dan bukan memberikannya kepada kita? Andai yang dibawa Muhammad itu sesuatu yang baik, pasti kita akan mendahului mereka menuju Muhammad dan Allah tidak mengkhususkan mereka atasnya daripada kita.”
BACA JUGA: Kaum Quraisy Era Milenial
Kemudian Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat tentang mereka:
وَلَا تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ مَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِنْ شَيْءٍ وَمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِمْ مِنْ شَيْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُونَ مِنَ الظَّالِمِينَ
وَكَذَٰلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لِيَقُولُوا أَهَٰؤُلَاءِ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنْ بَيْنِنَا ۗ أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِالشَّاكِرِينَ
وَإِذَا جَاءَكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِنَا فَقُلْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ ۖ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَىٰ نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ ۖ أَنَّهُ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ سُوءًا بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَصْلَحَ فَأَنَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka menghendaki keridaan-Nya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka dan mereka pun tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim. Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: “Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?” (Allah berfirman): “Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?” Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: “Salaamun-alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertobat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-An’am: 52-54).
Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam seringkali duduk-duduk di Marwa, yaitu di warung dagang seorang anak muda Kristen yang bernama Jabr, budak Ibnu Al-Hadhrami.
Orang-orang Quraisy mengatakan, “Demi Allah, Muhammad itu ternyata diajari banyak hal oleh Jabr, budak Ibnu Al-Hadhrami.”
Kemudian Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat tentang ucapan mereka tersebut:
وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّهُمْ يَقُولُونَ إِنَّمَا يُعَلِّمُهُ بَشَرٌ ۗ لِسَانُ الَّذِي يُلْحِدُونَ إِلَيْهِ أَعْجَمِيٌّ وَهَٰذَا لِسَانٌ عَرَبِيٌّ مُبِينٌ
BACA JUGA: Orang Quraisy Tidak Suka dengan Shalat Abu Bakar
Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: “Sesungguhnya Al Qur’an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad).” Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa Ajam, sedang Al Qur’an adalah dalam bahasa Arab yang terang. (QS. an-Nahl: 103).
Ibnu Hisyam menuturkan bahwa Firman Allah yulhiduuna ilaihi artinya mereka cenderung kepadanya. Ilhad artinya menghindar dari kebenaran. []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media