SOMBONG bisa hinggap pada siapapun, tak peduli ia seorang pejabat, ajengan, artis, orang kaya maupun orang miskin. Tak ada satupun makhluk yang menyukai orang sombong, apalagi Rabb Semesta Alam, Allah SWT. Sombong hanya mutlak bagi Allah semata.
Kesombongan punya pengaruh besar dalam kehidupan. Pengaruh-pengaruh tersebut tampak dalam gerak-gerik seseorang. Di antara pengaruh-pengaruh yang tampak dari kesombongan adalah:
Orang sombong haus pujian. Jika berada di suatu majlis, biasanya minta diistimewakan, diperlakukan lain daripada yang lain. Maunya semua orang membenarkan dan menerima apa yang ia katakan.
Orang sombong sering memalingkan muka dari sesama Muslim atau melihat dengan pandangan sinis dan merendahkan. Rasulullah bersabda:
“Al-Kibru (sombong) adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR Muslim).
Kesombongan juga berpengaruh bagi seseorang dalam ucapan, gaya bicara dan nada intonasinya. Bahkan terkadang mencerminkan ketidaksopanan, misalnya seorang murid atau mahasiswa menghardik gurunya, karena ia merasa anak seorang pejabat atau tokoh.
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS. Al Isra: 37).
Kesombongan juga berpengaruh di dalam kehidupan rumah tangga. Biasanya orang yang dalam hatinya ada kesombongan akan enggan mengerjakan pekerjaan rumah, walau hanya sepele. Hal ini berbeda dengan sikap tawadhu’ yang diajarkan oleh Rasulullah Salallahu alaihi wa salam. Aisyah radiallahuanha meriwayatkan, bahwa Rasul Allah Subhannahu wa Ta’ala biasa membantu istri beliau.
Merupakan pengaruh kesombongan juga, bahwasanya ia membuat seseorang enggan membawakan barang atau sesuatu ke rumahnya, meskipun bukan hal yang berat, misalnya saja barang belanjaan. Ali berkata, “Seseorang tidak akan berkurang kesempurnaannya dengan membawakan sesuatu untuk keluarganya.”
Kesombongan juga mempengaruhi gaya berpakaian seseorang, yaitu ia berpakaian dengan tujuan pamer dan supaya terkenal, atau dengan pakaian yang melanggar ketentuan syar’i, seperti isbal (memanjangkan celana di bawah mata kaki) bagi laki-laki.
Orang yang sombong biasanya sangat senang apabila ia datang, lalu orang-orang berdiri untuk menghormatnya. Padahal para shahabat bila datang Rasulullahsaw kepada mereka, maka mereka tidak berdiri untuk beliau, hal ini dikarenakan mereka tahu, bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam membenci hal itu.
Orang yang dalam hatinya ada kesombongan tidak akan mau mengunjungi orang lain, tidak mau mengucapkan salam lebih dahulu, minta supaya diprioritaskan dan tidak mau mendahulukan kepentingan orang lain. Wallahalam. []