ADA yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang hidup terhadap mayit.
Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Kalimat itu tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Tapi, sepertinya kematian tetap menjadi hal yang mengerikan. Pasalnya, seseorang belum siap untuk meninggalkan dan ditinggalkan orang-orang yang paling berarti dalam hidupnya.
Ketika sanak saudara atau orang yang paling dekat dalam hidup kita pergi meninggalkan kita lebih dulu, tentu kita merasakan luka yang begitu mendalam. Bahkan, ada orang yang sampai histeris karena ditinggalkan. Sehingga, ia tak mampu menahan dirinya untuk tetap tegar.
BACA JUGA: Apa Hukum Adzan untuk Bayi Baru Lahir dan Mayit saat akan Dikubur?
Tahukah Anda, bahwa dalam kondisi-kondisi seperti itu, mayit berada dalam musibah. Sebagaimana Rasulullah ﷺ pernah bersabda, “Barangsiapa yang menghitamkan pintu rumahnya atau pakaiannya ketika terjadi musibah kematian atau memukuli tokonya, menebangi pohon atau memotong rambutnya, maka akan dibangun untuk dirinya setiap rambut satu rumah dari api neraka.
“Allah tidak menerima penasarufan (harta)nya dan sedekahnya selama pintu rumahnya masih tetap hitam (tanda duka yang mendalam). Allah juga akan menyempitkan kubur si mayit, akan menguatkan hisabnya, dan si mayit akan dilaknati oleh seluruh malaikat yang ada di langit dan di bumi. Akan ditulis pada diri si mayit seribu kesalahan dan dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan telanjang.
Barangsiapa merobek-robek saku bajunya ketika terkena musibah, maka Allah akan merobek-robek agamanya. Kalau sampai menampar pipinya atau mencakari wajahnya, maka dia diharamkan melihat Allah.”
Dalam hadis lain diceritakan, “Ketika anak Adam meninggal lalu ada jeritan di dalam rumahnya, maka berdirilah malaikat maut di pintu rumahnya seraya berkata kepada mereka, ‘Jeritan apa ini, demi Allah, aku tidak mengurangi umur salah seorang dari kalian, tidak mengurangi rezeki kalian, aku juga tidak menganiaya salah seorang dari kalian jika jeritan itu disebabkan oleh aku. Aku hanyalah seorang hamba yang diperintah.
“Apabila jeritan tersebut disebabkan adanya kematian, maka hal itu adalah sesuatu yang terpaksa. Sedangkan jika jeritan itu disebabkan dari Allah, maka kalian adalah benar-benar orang yang bodoh yang tidak tahu ajal, demi Allah, aku akan kembali lagi padamu, kemudian akan kembali lagi untuk mencabut ruhmu’.”
BACA JUGA: Kisah Sultan Murod dan Sesosok Mayit
Ini adalah suatu pelajaran bagi kita yang masih diberi kesempatan hidup oleh Allah. Ketika kita ditinggal mati oleh orang yang disayangi, maka relakanlah. Sebab, hal itu sudah menjadi takdir Allah. Tidak perlu kita menangisi dengan berlebihan, apalagi histeris, dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam. Bersedih boleh saja, tapi janganlah berlebihan. Karena hal itu hanya akan membuat mayit mengalami masalah. []
Referensi: Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur/Karya: Salim H.J/Penerbit: Lintas Media