AWAL kemunculan agama Kristen di Najran adalah bahwa seorang sisa pengikut Nabi Isa bin Maryam yang bernama Faymiyun, seorang yang sangat saleh seorang mujtahid yang gigih dan seorang yang zuhud dari dunia, seorang yang doanya mustajab sedang melakukan pengembaraan dan dia singgah di berbagai kota dan desa. Dan tidaklah dia mengenal sebuah desa kecuali dia akan keluar menuju ke desa lain yang dia tidak ketahui. Dia tidak pernah makan apapun kecuali dari hasil tangannya sendiri. Dia seorang ahli bangunan yang berkubang dengan tanah dan sangat menghormati hari Ahad.
Jika hari Ahad tiba maka dia tidak melakukan pekerjaan apapun. Dia akan keluar ke sebuah tanah lapang lalu melaksanakan salat hingga menjelang malam.
BACA JUGA: Tidak Ada Paksaan dalam Agama
Ketika berada di salah satu desa di Syam dan melakukan pekerjaannya itu secara sembunyi-sembunyi. Ternyata ada seseorang yang menangkap dengan cermat perilaku baiknya, orang itu bernama Shaleh. Shaleh sangat mencintainya satu hal yang belum pernah dia rasakan pada siapa pun sebelum ini. Shaleh pun mengikutinya ke mana pun dia pergi. Faymiyun tidak menyadari apa yang dilakukan oleh Shaleh itu. Hingga suatu hari Ahad dia keluar ke tanah lapang sebagaimana biasa dia lakukan sebelum ini. Shaleh pun mengikutinya, sementara Faymiyun tidak tahu. Maka Shaleh melihat dengan sembunyi-sembunyi apa yang dia lakukan di sana karena dia tidak ingin diketahui tempatnya berada.
Faymiyun berdiri untuk melakukan shalat. Tatkala dia sedang melakukan shalat, tiba-tiba ada seekor ular berkepala tujuh mendekatinya. Tatkala Faymiyun melihat, maka dia berdoa agar diselamatkan dari ular itu. Seketika itu juga ular berbahaya itu mati. Peristiwa itu di- saksikan oleh Shaleh namun dia tidak menyadari apa yang menimpa ular ganas berkepala tujuh itu. Dia mengkhawatirkan ada sesuatu yang terjadi atas dirinya sehingga dia tidak mampu mengendalikan diri, lalu berteriak: Wahai Faymiyun ular besar sedang mendekatimu, namun dia tidak menoleh dan melanjutkan salatnya hingga selesai. Saat malam menjelang dia pun pulang.
Faymiyun kini menyadari bahwa dirinya telah dikenal dan Shaleh telah mengenal posisinya. Maka Shaleh pun berkata, “Wahai Faymiyun, Demi Allah, ketahuilah bahwa aku tidak pernah mencintai sesuatupun sebagaimana aku mencintaimu. Aku ingin senantiasa menemanimu dan ingin bersamamu kemanapun engkau berada.”
Faymiyun berkata, “Terserah, engkau tahu sendiri bagaimana kondisiku, jika kau merasa kuat untuk menjalaninya, maka ikutilah aku!”
Maka Shaleh pun menemaninya di mana pun dia berada.
Hampir saja orang-orang desa itu mengalami sebuah guncangan menyaksikan beberapa hal aneh yang muncul darinya. Di mana jika ada seseorang yang dia dapatkan sedang sakit maka dia pun berdoa dan orang itu pun sembuh. Tapi jika dia dipanggil untuk untuk mendatangi orang yang sakit dia tidak datang. Suatu waktu ada seseorang yang memiliki anak yang buta dan dia pun menanyakan tentang Faymiyun dan dikatakan kepadanya bahwa dia tidak akan datang jika dia panggil oleh seseorang, namun dia adalah seorang pekerja bangunan yang mendapatkan upah.
Lelaki itu pun datang menemui anaknya dan meletakkannya di sebuah kamar lalu lalu dia menutupinya dengan kain. Kemudian lelaki menemuinya dan dia pun berkata, “Wahai Faymiyun sesungguhnya aku menginginkan sesuatu untuk dikerjakan di rumahku. Maka berangkatlah bersamaku hingga engkau melihat kondisinya dan aku pun akan memberimu bayaran atas pekerjaanmu tersebut.”
Maka dia pun berangkat bersama lelaki itu hingga dia memiliki kamar tempat anaknya diletakkan. Lalu Faymiyun berkata, “Apa yang hendak engkau kerjakan di rumahmu ini?”
Lelaki tadi menjawab, “Ini dan ini.”
Lalu lelaki itu menyingkapkan kain yang menutup sang anak seraya berkata, “Wahai Faymiyun anakku adalah salah seorang hamba dari hamba-hamba Allah dan dia telah ditimpa penyakit sebagaimana yang engkau saksikan. Maka doakanlah agar dia sembuh!”
Faymiyun pun mendoakan anak itu, maka bangkitlah anak itu seperti seorang yang tidak menderita mengalami sakit apapun. Tahulah Faymiyun bahwa dirinya kini telah diketahui oleh banyak orang untuk itulah dia segera keluar meninggalkan desa tersebut yang ditemani oleh Shaleh.
Tatkala dia sedang berjalan di sebagian negeri Syam dia melewati sebuah pohon yang sangat besar, tiba-tiba seseorang memanggilnya dari arah pohon itu, “Wahai Faymiyun!”
Faymiyun menjawab, “Ya!”
Dia berkata, “Aku masih menunggumu dan aku senantiasa berkata kapan dia akan datang? Hingga aku kini mendengar suaramu maka tahulah bahwa engkau adalah dia. Janganlah engkau pergi sebelum mendoakan aku di atas kuburku. Aku akan sekarat.”
Maka lelaki itu pun meninggal dan dia pun berdiri sambil berdoa hingga orang-orang di sekitarnya menguburkannya.
Lalu Faymiyun pun pergi dan tetap diikuti oleh Shaleh hingga akhirnya datang ke sebagian negeri Arab dan penduduknya melakukan tindakan yang keji pada keduanya. Mereka kemudian dibawa oleh sebagian pelancong orang Arab lalu keduanya oleh mereka dan dijual di Najran.
Orang-orang Najran waktu itu menganut agama orang-orang Arab dengan menyembah sebuah pohon kurma yang sangat tinggi yang berada di tengah- tengah mereka dan mereka memiliki perayaan hari raya tahunan. Jika hari raya tahunan itu datang maka mereka menggantungkan setiap baju yang indah dan perhiasan wanita yang mereka dapatkan kemudian keluar ke pohon tersebut lalu mereka tinggal seharian di sana. Salah seorang yang sangat terkenal di antara mereka membeli Faymiyun sedangkan yang lain membeli Shaleh.
Faymiyun senantiasa melakukan qiyamullail di tempat orang yang membelinya itu. Dan setiap kali melakukan shalat malam itu rumah itu menjadi benderang tanpa ada lampu di dalamnya. Tuannya melihat peristiwa tersebut dan dia sangat kagum dan takjub. Maka dia pun menanyakan tentang agamanya dan dia pun memberitahukannya.
Faymiyun berkata padanya, “Sesungguhnya kalian berada dalam kebatilan sesungguhnya pohon kurma ini tidak akan pernah mendatangkan bahaya dan tidak juga bisa mendatangkan manfaat dan jika aku berdoa kepada Tuhan yang aku sembah untuk membinasakannya pasti Dia akan menghancurkannya. Dia adalah Allah yang tidak ada sekutu apapun bagi-Nya.”
BACA JUGA: Kisah Akhir Khayat Seorang yang Hobi Mencela Agama
Maka berkatalah tuannya, “Kerjakanlah karena sesungguhnya jika engkau mampu melakukan itu kami akan masuk agamamu dan kami akan meninggalkan agama yang selama ini kami anut.”
Faymiyun bangkit kemudian bersuci dan melakukan shalat dua rakaat kemudian dia berdoa kepada Allah untuk membinasakan pohon kurma besar itu. Allah mengirimkan angin kencang yang membuat pohon itu tercerabut ke akar-akarnya dan kemudian tumbang. Maka orang-orang Najran pun masuk dan memeluk agama yang dia peluk dan Faymiyun membawa mereka pada syariat Isa bin Maryam ‘Alaihissalam. Setelah itu terjadilah peristiwa-peristiwa penyimpangan yang menimpa atas pemeluk agama mereka di berbagai negeri. Maka sejak saat itulah muncul agama Kristen di negeri Najran di negeri Arab. []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media