TIADA satu patah katapun yang kita ucapkan luput dari pendengaran Allah. Tiada satu patah katapun yang diucapkan kecuali pasti malaikat mencatatnya. Tiada satu patah katapun yang kita ucapkan kecuali dengan sangat pasti harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
Maka, sebaik-baik dan seberuntung-beruntungnya manusia adalah orang yang sangat mampu memperhitungkan dan memperhatikan setiap kata yang diucapkannya.
Sungguh, alangkah sangat beruntungnya orang yang menahan setiap kata-kata yang diucapkannya, alangkah sangat beruntungnya orang yang menahan diri dari kesia-siaan berkata dan menggantinya dengan berdzikir kepada Allah.
BACA JUGA: Hati-Hati, 8 Bahaya Ini Ada pada Lisan Manusia
Berkata sia-sia membuang waktu sedangkan berpikir membuka pintu hikmah. Maka, alangkah beruntungnya orang yang kuasa menahan lisannya dan menggantinya dengan berdzikir.
Berkata sia-sia mengundang bala, berdzikir kepada Allah mengundang rakhmat. Rasulullah SAW bersabda, “Setiap ucapan Bani Adam itu membahayakan dirinya (tidak memberi manfaat), kecuali kata-kata berupa amar ma’ruf dan nahi munkar serta berdzikir kepada Allah azza wa Jalla. (HR. Turmudzi).
Allah telah memberi kita modal dalam hidup ini, yaitu waktu. Dengan waktu inilah manusia akan bisa memilih menghabiskan waktunya untuk kebaikankah atau keburukan. Setiap kali kita berbicara pasti menggunakan modal kita, yaitu waktu. Maka, sebenarnya kemuliaan dan kehormatan itu dapat dilihat dari apa yang diucapkannya. Allah SWT berfirman :
“Amat sangat beruntung, bahagia, sukses, orang yang khusu’ dalam sholatnya, dan orang yang berjuang dengan sungguh-sungguh menahan diri dari perbuatan dan perkataan sia-sia.” (QS Al Mu’minun 23: 1- 3)
Betapa Allah telah menjelaskan bagaimana keberuntungan bisa kita dapatkan dengan menhindarkan diri dari kesia-siaan. Maka semakin kita larut dalam kesia-siaan maka, akan semakin tampak keburukan martabat keislaman kita dan semakin akrab dengan bala bencana, yang selanjutnya hati pun akan keras membatu dan akan lalai dari kebenaran. Rasulullah sendiri dengan tegas melarang kita banyak bicara yang sia-sia.
BACA JUGA: Baiknya Keislaman Seseorang Tercermin dari Lisannya
“Janganlah kamu sekalian memperbanyak bicara selain berdzikir kepada Allah, sesungguhnya memperbanyak perkataan tanpa dzikir kepada Allah akan mengeraskan hari, dan sejauh-jauh manusia adalah yang hatinya keras.” (HR. Tirmidzi)
Dari Sahl bin Sa’ad as Saidi, dia berkata: “Barang siapa menjamin bagiku apa yang ada di antara dua tulang rahangnya (lidah) dan yang ada diantara kedua kakinya (kemaluan), niscaya akan aku jamin surga baginya.” (HR. Bukhari)
Semoga kita termasuk ke dalam orang-orang yang dapat menahan lisannya untuk tidak berkata sia-sia. Wallahu ‘alam. []